Minggu, 19 Desember 2010

Kasus Kecurangan Auditor

Penelitian COSO: Kasus-kasus Kecurangan Dekade 1998-2007

Merujuk pada penelitian terbaru yang dilakukan oleh the Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO), kecurangan (fraud) dalam pelaporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan publik di Amerika Serikat memberikan konsekuensi negatif yang signifikan terhadap para investor dan eksekutif.
Penelitian COSO tersebut, dengan menelaah tuduhan kecurangan laporan keuangan yang diselidiki oleh Securities and Exchange Commission (SEC) dalam kurun waktu sepuluh tahun antara tahun 1998 – 2007, menemukan fakta bahwa berita dugaan kecurangan telah mengakibatkan penurunan abnormal harga saham rata-rata 16,7% dalam dua hari setelah diumumkan. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kecurangan seringkali mengalami kebangkrutan, delisting dari bursa efek, atau harus menjual aset, dan sembilan dari sepuluh kasus-kasus SEC tersebut menyebutkan CEO dan/atau CFO perusahaan yang bersangkutan diduga terlibat dalam kecurangan.
Chairman COSO, David Landsittel, mengatakan bahwa analisis mendalam dalam penelitian tersebut terkait tentang sifat, jangkauan, dan karakteristik dari kecurangan pelaporan keuangan memberikan pemahaman yang sangat membantu tentang isu-isu baru dan berkelanjutan yang perlu segera ditangani. ”Semua pihak yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan harus terus berfokus pada cara-cara untuk mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan,” kata Landsittel. ”COSO berencana untuk mensponsori penelitian lanjutan mengenai kecurangan pelaporan keuangan, serta pengembangan lebih lanjut pedoman pengendalian internal, untuk membantu pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan.”
Penelitian COSO di atas menelaah hampir 350 kasus dugaan kecurangan pelaporan keuangan yang diselidiki oleh SEC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
• Kecurangan keuangan memengaruhi perusahaan dari semua ukuran, dengan median perusahaan memiliki aktiva dan pendapatan hanya di bawah $100juta.
• Median kecurangan adalah $12,1 juta . Lebih dari 30 kasus dengan masing-masing kasus melibatkan jumlah lebih dari $500 juta.
• SEC menyebutkan CEO dan/atau CFO terindikasi terlibat pada 89% dari kasus kecurangan. Dalam waktu dua tahun penyelesaian penyelidikan SEC, sekitar 20% dari para CEO / CFO berlanjut pada dakwaan serta lebih dari 60% di antaranya divonis bersalah.
• Kecurangan mengenai pendapatan tercatat lebih 60% dari kasus.
• Banyak karakteristik yang biasanya menjadi pengamatan umum dewan direktur dan komite audit, seperti: ukuran, frekuensi rapat, komposisi, serta pengalaman, tidak berbeda secara signifikan antara perusahaan yang terlibat kecurangan dengan yang tidak. Upaya-upaya pengaturan tata kelola perusahaan terbaru tampaknya telah mengurangi variasi dalam karakteristik terkait dewan direktur yang diamati.
• Dua puluh enam persen dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kecurangan mengganti auditor selama periode yang diteliti dibandingkan dengan hanya 12 persen dari perusahaan-perusahaan yang tidak terlibat.
• Berita awal dalam media massa mengenai dugaan adanya kecurangan mengakibatkan penurunan tidak normal harga saham rata-rata sebesar 16,7 persen untuk perusahaan yang terlibat kecurangan, dalam dua hari setelah pengumuman.
• Berita mengenai investigasi SEC atau Departemen Kehakiman mengakibatkan penurunan tidak normal harga saham rata-rata 7,3 persen.
• Perusahaan yang terlibat dalam kecurangan sering mengalami kebangkrutan, delisting dari bursa efek, atau melakukan penjualan aset yang material dengan tingkat yang jauh lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak terlibat kecurangan.
Penelitian COSO dilakukan oleh empat profesor akuntansi: Mark S. Beasley dari North Carolina State University, Joseph V. Carcello dari University of Tennessee, Dana R. Hermanson dari Kennesaw State University, dan Terry L. Neal dari University of Tennessee. Penelitian ini meng-update penelitian COSO sejenis sebelumnya diterbitkan pada tahun 1999, untuk kasus-kasus kecurangan pelaporan keuangan dekade 1987-1997.
Profesor Beasley, yang juga merupakan anggota dewan COSO, mencatat bahwa penelitian tambahan diperlukan untuk lebih memahami perbedaan dalam proses seputar dewan direksi dan komite audit. ”Kita perlu untuk menentukan apakah ada proses tertentu berkaitan dengan dewan direksi yang dapat memperkuat pengawasan mereka terhadap risiko-risiko yang mempengaruhi laporan keuangan,” katanya. ”Selain itu, mengingat jumlah kecurangan diperiksa dalam penelitian ini terbatas dan terkait dengan jangka waktu setelah penerbitan Sarbanes-Oxley Act of 2002 termasuk implementasi Seksi 404, penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum dapat diambil kesimpulan tentang dampak SOX tersebut dalam mengurangi kecurangan pelaporan keuangan.”

Kamis, 25 November 2010

About Price W, KPMG, Ernst & Young

PricewaterhouseCoopers
PricewaterhouseCoopers (PwC) adalah kantor jasa professional terbesar di dunia saat ini. Kantor ini dibentuk pada tahun 1998 dari penggabungan usaha antara Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. PwC adalah yang terbesar di antara the Big Four auditors, yang lainnya adalah Deloitte, Ernst & Young dan KPMG.
Penghasilan gabungan PricewaterhouseCoopers di seluruh dunia mencapai 20.3 miliar dolar Amerika Serikat untuk tahun fiskal 2005, dan mempekerjakan lebih dari 130.000 profesional di 148 negara.
Di Amerika Serikat kantor ini beroperasi dengan nama PricewaterhouseCoopers LLP yang merupakan perusahaan swasta terbesar keenam.
Sejarah
Kantor ini dibentuk dengan adanya penggabungan usaha dari dua kantor besar yaitu Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. Kedua kantor ini memiliki sejarah panjang sejak abad ke-19.
Price Waterhouse
Samuel Price, seorang akuntan, mulai praktek di London pada tahun 1849. Dalam tahun 1865 Price membuat persekutuan dengan William Holyland dan Edwin Waterhouse. Sejak tahun 1874 kantor ini kemudian dikenal dengan nama Price, Waterhouse & Co. Holyland akhirnya meninggalkan persekutuan itu dan kemudian huruf '& Co' dan koma dihilangkan dari nama kantor tersebut. Di akhir tahun 1800-an, Price Waterhouse mendapat pengakuan sebagai suatu kantor akuntan publik tepercaya. Dengan berkembangnya perdagangan antara Britania Raya dan Amerika Serikat, Price Waterhouse kemudian membuka kantornya di New York dalam tahun 1890, yang kemudian kantor di Amerika ini berkembang dengan sangat pesatnya. Kantor asalnya di Inggris juga membuka banyak kantor di negara-negara Persemakmuran Inggris. Setiap kali mendirikan persekutuan terpisah di setiap negara, setiap sekutu yang diberikan insentif yang baik untuk meluaskan praktek lokalnya. Jadi kegiatan PW di seluruh dunia merupakan suatu gabungan kantor-kantor lokal yang berkembang secara alamiah dibandingkan dengan merupakan hasil dari penggabungan usaha internasional.
Coopers & Lybrand
Seperti PW, Coopers & Lybrand juga didirikan dalam abad kesembilanbelas. Dalam tahun 1854 William Cooper mulai berpraktek di London, yang tujuh tahun kemudian berganti nama menjadi Cooper Brothers saat ketiga saudaranya bergabung. Di Amerika Serikat dalam tahun 1898 Robert H. Montgomery, William M. Lybrand, Adam A. Ross Jr. dan kakaknya T. Edward Ross mendirikan Lybrand, Ross Brothers and Montgomery. Coopers & Lybrand merupakan hasil penggabungan antara Cooper Brothers & Co; Lybrand, Ross Bros & Montgomery dan sebuah kantor dari Kanada McDonald, Currie and Co. dalam tahun 1957. Dalam tahun 1990 Coopers & Lybrand bergabung dengan Deloitte Haskins & Sells di Britania Raya, namun sebagian dari Deloitte bergabung dengan Touche Ross dan membentuk Deloitte Touche Tohmatsu.
Untuk menambah pembentukan kantor di berbagai ibukota utama dunia, seringkali PW atau Cooper menggabungkan diri dengan kantor akuntan lokal. Dengan cara ini terbentuklah kantor-kantor di tiap negara dan menggelembungkan jumlah kantornya agar bisa menawarkan jasanya dimanapun mereka berada. Pertumbuhan juga dirasakan dengan bertambahnya kebutuhan audit khususnya setelah Depresi Hebat dalam tahun 1920-an dan 1930-an dan juga dengan bertambah kompleksnya perpajakan.
Sebagai kelanjutan usahanya dalam memperoleh skala ekonomis, PW dan Arthur Andersen pernah membicarakan suatu penggabungan dalam tahun 1989, namun akhirnya negosiasi ini gagal terutama karena adanya konflik kepentingan contohnya keterkaitan bisnis Andersen dengan IBM padahal PW mengaudit IBM. Dalam tahun 1998 Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand bergabung dan membentuk PricewaterhouseCoopers. Tahun berikutnya, pembicaraan untuk menggabungkan PwC dengan Grant Thornton gagal. Oleh karena berkurangnya jumlah kantor-kantor besar, sepertinya otoritas pengatur kompetisi akan sulit meluluskan ijin penggabungan usaha.
Struktur dan jenis jasa
Bentuk hukum suatu persekutuan sangat berbeda dengan suatu perusahaan dan sebenarnya secara global kantor ini merupakan gabungan dari kantor-kantor anggota yang mempunyai otonomi sendiri dalam masing-masing jurisdiksi negaranya masing-masing. Rekan senior dari kantor-kantor anggota duduk dalam suatu jajaran direksi yang merupakan payung organisasi yang dinamakan PricewaterhouseCoopers International Limited, suatu perusahaan yang di Britania Raya yang melakukan koordinasi. Saat ini, secara global dipimpin oleh Samuel A. DiPiazza Jr, (52 tahun), seorang rekan ex-Coopers & Lybrand.
PricewaterhouseCoopers memberikan bidang jasa di banyak negara di antaranya:
• Audit dan Atestasi,
• Perpajakan, (perencanaan dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan)
• Konsultansi, termasuk pemantapan kinerja, transaksi dan penggabungan usaha serta akuisisi, dan manajemen krisis dalam berbagai area spesialisasi seperti jasa konsultansi akuntansi dan aktuarial
Daftar klien
Sekitar 82% dari penghasilan tahunan PwC disumbang oleh Eropa dan Amerika Utara, Eropa sendiri mencatat sebesar 45%. Jasa yang paling dominan adalah Audit dan Atestasi, yang menyumbang lebih dari 50% pendapatan PwC.
Pada Maret 2005, klien audit PricewaterhouseCoopers termasuk empat dari sepuluh perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat (ExxonMobil, Ford Motor Company, ChevronTexaco dan IBM). PwC juga mengaudit empat dari sepuluh perusahaan terbesar di Britania Raya (GlaxoSmithKline, Royal Dutch Shell, Barclays dan Lloyds TSB).
Klien besar PwC lain di antaranya American International Group, Freddie Mac, Bank of America, JP Morgan Chase, Tesco, Unilever, dan Academy of Motion Picture Arts and Sciences, yang melakukan tabulasi pemungutan suara untuk Academy Awards.
Ernst & Young
Ernst & Young (EY atau E&Y) adalah perusahaan jasa profesional yang merupakan salah satu dari the Big Four auditors, bersama dengan PricewaterhouseCoopers (PwC), Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte), dan KPMG.
Ernst & Young merupakan perusahaan global yang terdiri dari sejumlah perusahaan anggota. EY Global bermarkas di London, EY AS di New York, dan EY Indonesia di Jakarta
Sejarah
Amerika Serikat dan Britania Raya
Perusahaan (persekutuan/perserikatan) ini merupakan hasil dari serangkaian merger dari perusahaan-perusahaan pendahulunya. Persekutuan tertua didirikan pada tahun 1849 di Inggris dengan nama Harding & Pullein.[1] Pada tahun itu juga, Frederick Whinney bergabung. Dia kemudian menjadi partner pada tahun 1859. Pada tahun 1894, seiring dengan bergabungnya anak-anaknya, persekutuan tersebut berganti nama menjadi Whinney, Smith & Whinney.[1]
Pada tahun 1903, perusahaan Ernst & Ernst didirikan di Cleveland oleh Alwin dan Theodore Ernst. Pada tahun 1906, Arthur Young & Company didirikan di Chicago oleh Arthur Young.[1]
Pada awal tahun 1924, perusahaan-perusahaan AS tersebut beraliansi dengan perusahaan dari Britania Raya, Young dengan Broad Paterson & Co, dan Ernst dengan Whinney, Smith & Whinney. Pada 1979, Ernst & Whinney terbentuk dan menjadi firma akuntansi keempat terbesar di dunia.[1] Pada tahun 1989, peringkat empat bergabung dengan peringkat lima, Arthur Young, sehingga tercipta Ernst & Young ("EY").[2]
Indonesia
Di Indonesia, EY berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (PSS). Klien utama Ernst & Young antara lain Pertamina, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Krakatau Steel & Group, Coca Cola Bottling Indonesia & Indosat

Struktur global
Setiap negara anggota EY dikelola sebagai bagian dari salah satu dari lima wilayah:
• Eropa, Timur Tengah, India & Afrika (EMEIA)
• Amerika
• Timur Jauh
• Oseania
• Jepang
Setiap wilayah memiliki sebuah tim manajemen tunggal, dipimpin oleh seorang Area Managing Partner yang duduk dalam Dewan Eksekutif Global (Global Executive Board). Seluruh wilayah mengintegrasikan model bisnis mereka.
Lini jasa dan pertumbuhan
EY memiliki empat lini jasa utama:
• Assurance, yaitu audit keuangan (assurance pokok) yang menyumbangkan 54% dari total pendapatan pada 2007.
• Tax, meliputi Business Tax Compliance, Human Capital, Indirect Tax, International Tax Services, Tax Accounting & Risk Advisory Services, dan Transaction Tax, dengan kontribusi pendapatan pada 2007 sebesar 22%.
• Transactions meliputi due diligence komersial, keuangan, real estat, dan pajak, merger & akuisisi, penilaian & pemodelan bisnis, restrukturisasi korporasi, dan jasa integrasi. Dikenal sebagai Transaction Advisory Services (TAS).
• Advisory, meliputi Technology and Security Risk Services (TSRS), Fraud Investigation and Dispute Services (FIDS), dan Business Risk Services (BRS). Sebelumnya lini jasa ini disatukan dengan Assurance dalam Assurance and Advisory Business Services (AABS). Lini jasa ini menyumbangkan 12% pendapatan pada 2007.
Bisnis jasa konsultasi EY berkembang sangat pesat selama tahun 1980-an dan 1990-an. Oleh karenanya U.S. Securities and Exchange Commission (Bapepam Amerika Serikat) dan anggota komunitas investasi sangat mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antara jasa konsultasi dan audit. Namun demikian, EY adalah yang pertama dari the Big Four auditors yang kemudian secara resmi melakukan pemisahan secara penuh atas kegiatan bisnis sistem integrasi dan praktek auditnya.
Klien audit global besar
Ernst & Young adalah auditor dari banyak perusahaan utama di Fortune 1000 seperti AOL Time Warner, Wal-Mart, Amazon.com, 3M, Oracle, McDonald’s, Google, Intel, Hewlett-Packard, Coca-Cola, dan Verizon.







KPMG

KPMG adalah salah satu perusahaan jasa profesional terbesar di dunia. KPMG mempekerjakan 104.000 orang dalam partnership global menyebar di 144 negara. Pendapatan komposit dari anggota KPMG pada 2005 adalah US$15,7 milyar. KPMG memiliki tiga jalur layanan: audit, pajak, dan penasehat. KPMG adalah salah satu anggota the Big Four auditors, bersama dengan PricewaterhouseCoopers, Ernst & Young dan Deloitte.
Setiap perusahaan nasional KPMG adalah sebuah badan legal independen dan merupakan anggota dari KPMG internasional, perusahaan Swiss Verein yang bermarkas besar di Belanda. Pada awal 2005, perusahaan anggotanya di AS, KPMG LLP, dituduh oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat atas penipuan dalam memasarkan perlindungan pajak yang menyimpang dari hukum. Dalam suatu kesepakatan, KPMG LLP mengakui telah berbuat kejahatan dengan menciptakan perlindungan pajak palsu untuk menolong klien-kliennya yang kaya untuk menghindari pajak sebesar $2.5 milyar dan setuju untuk membayar hukuman denda sebesar $456 juta. KPMG LLP tidak akan menghadapi tuntutan hukum atas perbuatan kriminal ini selama ia setuju dengan syarat-syarat dalam kesepakatan dengan pemerintah.
KPMG International dipimpin oleh Michael D.V. Rake, Ketua, Mitra Senior KPMG di Britania Raya; Michael P. Wareing, CEO, Mitra KPMG di Britania Raya; John B. Harrison, Ketua-Wilayah Asia Pasifik, Mitra KPMG di RRT dan Hong Kong; Timothy P. Flynn, Ketua-Wilayah Amerika, Ketua KPMG di Amerika Serikat; Ben van der Veer, Ketua-Wilayah Eropa, Timur Tengah dan Afrika, Ketua KPMG di Belanda.

KPMG Indonesia
Di Indonesia, KPMG memiliki partner lokal yaitu KAP Siddharta & Widjaja yang dipimpin oleh Tohana Widjaja.

DELOITTE STORY

Kantor akuntan the Big Four merupakan kantor akuntan internasional terbesar di dunia yang terdiri dari:
• PricewaterhouseCoopers
• Deloitte
• Ernst & Young
• KPMG
Kalau ditelusuri, sejarah keempat kantor akuntan terbesar tersebut berasal dari Eropa, yang sampai saat ini terbentuk dari serangkaian panjang penggabungan usaha. PricewaterhouseCoopers dan Deloitte didirikan di Inggris. Ernst & Young didirikan oleh seorang akuntan dari Skotlandia. KPMG merupakan produk gabungan dari dua kantor besar dari Belgia dan Belanda. Namun, karena pengaruh ekonomi Amerika Serikat yang sangat dominan, kantor-kantor cabang the Big Four yang berlokasi di Amerika Serikat selalu berhasil memperoleh penghasilan yang lebih besar dibanding dengan gabungan kantor-kantor cabangnya seluruh dunia.
Sebelum terjadinya skandal Enron dan beberapa skandal akuntansi lainnya, ada lima kantor akuntan terbesar yang dinamakan the Big Five. Sejak pemisahan bisnis jasa atestasi Arthur Andersen, di Amerika Serikat sebagian besar bergabung dengan KPMG sedangkan di luar Amerika bergabung dengan Deloitte & Touche, Arthur Andersen keluar dari kelompok itu. Sebelumnya, pengelompokan kantor akuntan terbesar ini juga dikenal sebagai the Big Six dan the Big Eight.
Deloitte Touche Tohmatsu Limited (juga dicap sebagai Deloitte) adalah yang terbesar layanan profesional organisasi di dunia. Menurut organisasi website sebagai tahun 2010 , Deloitte memiliki sekitar 170.000 staf di tempat kerja di 140 negara, memberikan audit , pajak , konsultasi , risiko perusahaan, dan penasehat keuangan jasa melalui perusahaan anggotanya.
Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Paramount Plaza , Midtown Manhattan , New York City , New York
Sejarah
Awal sejarah
Pada tahun 1845 William Welch Deloitte membuka kantor di Basinghall Street di London. Deloitte adalah orang pertama yang akan ditunjuk auditor independen perusahaan publik. Dia melanjutkan untuk membuka kantor di New York pada tahun 1880.
Pada tahun 1895 Charles Waldo Haskins dan Eijah Watt Menjual terbentuk Haskins & Sells di New York.
Pada tahun 1898 George Touche mendirikan sebuah kantor di London dan kemudian pada tahun 1900 bergabung dengan Yohanes Ballantine Niven dalam membangun perusahaan dari Touche Niven di Gedung Johnston pada 30 Broad Street di New York. Pada waktu itu, ada kurang dari 500 CPA berlatih di Amerika Serikat, tetapi era baru pajak penghasilan segera untuk menghasilkan permintaan yang sangat besar bagi para profesional akuntansi.
Pada tanggal 1 April 1933, Kolonel Arthur Hazelton Carter, Presiden dari New York State Masyarakat Akuntan Publik dan Managing Partner dari Haskins & Sells, bersaksi di hadapan Senat AS Komite Perbankan dan mata uang. Carter membantu meyakinkan Kongres bahwa audit independen harus menjadi kewajiban bagi perusahaan publik.
Pada tahun 1947, Detroit akuntan George Bailey, presiden dari American Institute Akuntan Publik , meluncurkan organisasi sendiri. Entitas baru menikmati seperti awal yang positif bahwa dalam waktu kurang dari setahun, para mitra bergabung dengan Touche Niven dan AR Smart untuk membentuk Touche, Niven, Bailey & Smart. [4] Dipimpin oleh Bailey, organisasi tumbuh pesat, sebagian dengan menciptakan dedicated konsultasi manajemen fungsi. Hal ini juga menjalin hubungan yang lebih erat dengan organisasi yang didirikan oleh pendiri-ko Touche Niven, George Touche: organisasi dan Kanada Ross Inggris George organisasi A. Touche. Di Pada tahun 1960, perusahaan ini berganti nama Touche, Ross, Bailey & Smart , menjadi Touche Ross pada tahun 1969.
Merger
Pada tahun 1952 bergabung dengan Deloitte Haskins & Sells untuk membentuk Deloitte, Haskins & Sells. Pada tahun 1968 Nobuzo Tohmatsu terbentuk Awoki Tohmatsu & Co, sebuah perusahaan yang berbasis di Jepang yang menjadi bagian dari jaringan Touche Ross pada tahun 1975. Pada tahun 1972 Robert Sejati, Ketua Touche Ross, memimpin komite yang bertanggung jawab untuk merekomendasikan pembentukan Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Ia memimpin ekspansi Touche Ross di era itu.
Pada tahun 1985, Edward A. Kangas, seorang konsultan manajemen, diangkat mengelola mitra Touche Ross. Pada tahun 1984, J. Michael Cook menjadi mengelola mitra Deloitte, Haskins & Sells.
Pada tahun 1989 Deloitte Haskins & Sells di Amerika Serikat bergabung dengan Touche Ross di Amerika Serikat untuk membentuk Deloitte & Touche. Perusahaan gabungan dipimpin bersama oleh J. Michael Cook dan Edward A. Kangas. Dipimpin oleh kemitraan Inggris, sejumlah kecil & Menjual anggota Deloitte Haskins perusahaan menolak merger dengan Touche Ross dan tidak lama kemudian bergabung dengan Coopers & Lybrand untuk membentuk Coopers & Lybrand Deloitte (kemudian untuk bergabung dengan Price Waterhouse untuk menjadi PwC). perusahaan anggota Beberapa Touche Ross juga menolak merger dengan Deloitte Haskins & Sells bergabung dengan perusahaan lain.
Sejarah terkini
Kantir Deloitte di Chicago Downtown
Pada saat merger yang dipimpin AS membentuk Deloitte & Touche, nama perusahaan internasional masalah, karena tidak ada akses eksklusif seluruh dunia untuk nama "Deloitte" atau "Touche Ross" - perusahaan-perusahaan anggota kunci seperti Deloitte di Inggris dan Touche Ross di Australia tidak bergabung merger. Nama DRT Internasional Oleh karena itu dipilih, mengacu pada Deloitte, Ross dan Tohmatsu. Pada tahun 1993 perusahaan ini berganti nama internasional Deloitte Touche Tohmatsu untuk mencerminkan kontribusi dari perusahaan Jepang. serta perjanjian untuk menggunakan kedua dari Deloitte nama dan Touche.
Pada tahun 1995, para mitra dari Deloitte & Touche memutuskan untuk membuat Deloitte & Touche Consulting Group (sekarang dikenal sebagai Deloitte Consulting).
Pada tahun 2002, Arthur Andersen praktik Inggris, praktik perusahaan terbesar di luar AS, setuju untuk bergabung dengan latihan Inggris Deloitte. Teman-praktik Andersen di Spanyol, Belanda, Portugal, Belgia, Meksiko, Brazil dan Kanada juga setuju untuk bergabung dengan Deloitte The spin off's konsultasi divisi Prancis Deloitte mengarah pada penciptaan Ineum Consulting.
Pada tahun 2009, Deloitte dibeli Amerika Utara praktek Publik Dinas BearingPoint (sebelumnya KPMG Consulting) setelah mengajukan perlindungan kebangkrutan. Perusahaan juga mengambil alih Inggris konsultan properti Driver Jonas pada Januari 2010.
Struktur Global
Selama bertahun-tahun, organisasi dan jaringan perusahaan anggota ini secara hukum diatur sebagai Swiss Verein. Pada tanggal 31 Juli 2010, anggota Verein menjadi bagian dari Deloitte Touche Tohmatsu (DTTL), sebuah Inggris perusahaan swasta, terbatas dengan jaminan. Setiap perusahaan anggota dalam jaringan global tetap merupakan badan hukum independen dan terpisah, tunduk pada hukum dan peraturan profesional dari negara tertentu atau negara tempatnya beroperasi.
Sebagai entitas yang terpisah dan hukum, perusahaan anggota dan DTTL tidak dapat mewajibkan satu sama lain. Jasa profesional terus disediakan oleh perusahaan-perusahaan anggota saja dan tidak DTTL.
Nama dan branding
Sedangkan pada tahun 1989, di kebanyakan negara, Deloitte, Haskins & Sells bergabung dengan Touche Ross membentuk Deloitte & Touche, di Inggris perusahaan lokal dari Deloitte, Haskins & Sells bergabung bukan dengan Coopers & Lybrand (yang saat ini PwC). Untuk beberapa tahun setelah merger, perusahaan gabungan Inggris disebut Coopers & Lybrand Deloitte dan perusahaan lokal Touche Ross tetap memakai nama aslinya. Pada pertengahan 1990-an Namun, kedua perusahaan Inggris mengubah nama mereka untuk cocok dengan masing-masing organisasi internasional.
Sementara nama lengkap dari perusahaan swasta Inggris Deloitte Touche Tohmatsu Limited, pada tahun 1989 awalnya bermerek sendiri DRT Internasional. Pada tahun 2003 kampanye rebranding ditugaskan oleh Bill Parrett, kemudian CEO DTT, dan dipimpin oleh Jerry Leamon, Klien global dan pemimpin Pasar.
Menurut website perusahaan, Deloitte sekarang mengacu pada merek di mana puluhan ribu profesional yang berdedikasi di perusahaan independen di seluruh dunia bekerja sama untuk memberikan audit, konsultasi, penasehat keuangan, manajemen risiko, dan layanan pajak untuk klien yang dipilih. [15]
Pada tahun 2008, Deloitte mengadopsi baru "Selalu One Step Ahead" (AOSA) merek platform positioning untuk mendukung visi Deloitte yang ada: "Menjadi Standar Excellence". AOSA merupakan proposisi nilai organisasi global, dan tidak pernah digunakan sebagai tagline. Peluncuran terbaru dari kampanye iklan Dot Hijau juga sejalan dengan strategi merek Deloitte dan kerangka positioning. Saat ini, kampanye tersebut menghasilkan brand awareness eksternal dan pengakuan untuk Deloitte dengan menyoroti berbagai perusahaan jasa profesional kepada klien di seluruh dunia.
Jasa
Kantor Deloitte di Tower 600 dari Renaissance Center di Detroit .
Perusahaan anggota Deloitte menawarkan jasa dalam fungsi-fungsi berikut, dengan variasi spesifik negara pada pelaksanaan hukum mereka (yakni beroperasi semua dalam satu perusahaan atau melalui badan hukum yang terpisah operasi sebagai anak perusahaan dari badan payung hukum bagi negara).
• Audit dan Enterprise Risk Services : Menyediakan's tradisional akuntansi organisasi dan jasa audit, serta penawaran dalam manajemen risiko perusahaan , keamanan informasi dan privasi , kualitas data dan integritas, risiko proyek, kesinambungan manajemen bisnis, audit internal dan kontrol jaminan.
• Konsultasi : Membantu klien dengan memberikan pelayanan di bidang aplikasi enterprise , integrasi teknologi , strategi & operasional , modal manusia , dan jangka pendek outsourcing .
• Penasehat Keuangan: Menyediakan corporate finance layanan kepada klien, termasuk sengketa, pribadi dan komersial kebangkrutan , forensik, e-penemuan, review dokumen, dan penilaian.
• Pajak : Membantu klien meningkatkan nilai aktiva bersih mereka, melakukan transfer pricing dan kegiatan pajak internasional dari perusahaan multinasional, meminimalkan kewajiban pajak mereka, menerapkan komputer sistem pajak, dan menyediakan penasehat pajak implikasi berbagai keputusan bisnis.
• Layanan lain: memberikan layanan khusus untuk klien di bidang Standar Pelaporan Keuangan Internasional ( IFRS ), klien dengan bunga di Cina dan Jepang , dan lain-lain.
Deloitte melayani berbagai klien dalam jasa keuangan, dan industri produk konsumen, energi & sumber daya, perawatan kesehatan & ilmu kehidupan, sektor publik , teknologi, media, dan telekomunikasi, dan industri lainnya dan subkategori. Tidak semua layanan yang ditawarkan di semua negara.
Hal ini melaporkan bahwa Deloitte menghasilkan pendapatan konsultasi global $ 6,5 miliar pada tahun 2009. Punit Renjen, kepala dari Deloitte Consulting di AS, ingin Deloitte harus dilihat sebagai "kategori satu," perusahaan yang dapat bersaing dalam nasihat strategi high-end terhadap McKinsey dan dalam pekerjaan teknologi informasi terhadap orang lain. Pada tahun 2009, Deloitte adalah peringkat No 2 belakang McKinsey konsultasi strategis antara perusahaan-perusahaan, dan perusahaan konsultan terbesar kedua di dunia, sedikit lebih kecil dari IBM. Ini target klien yang "tidak hanya mengharapkan wawasan besar tetapi itu harus diimplementasikan dan bahwa hasil dihasilkan yang nyata dan terukur".
Deloitte tidak menempatkan sebagai penekanan yang kuat terhadap model offshoring sebagai beberapa perusahaan jasa profesional lainnya. Namun, perusahaan anggota AS memiliki investasi di pusat pengiriman di India , yang dikenal secara internal sebagai "Daerah 10."
Ada non-client-menghadapi anak juga yang terdiri dari orang-orang yang mengoperasikan perusahaan itu sendiri, seperti keuangan (kecuali pengontrol proyek), sumber daya manusia , komunikasi , pemasaran , Strategi, Riset & Inovasi; mail dan pencetakan layanan, dukungan teknologi, dan asisten administrasi. Anak perusahaan lainnya ada untuk mempertahankan kepemilikan di berbagai's Deloitte kekayaan intelektual aset.
Sarbanes-Oxley peraturan yang berlaku untuk apa kombinasi layanan Deloitte perusahaan anggota AS dapat menyediakan klien. Sebagai contoh, klien tertentu mungkin tidak dapat terlibat Deloitte untuk kedua audit perusahaan dan layanan konsultasi pada saat yang sama. Selain itu, Deloitte staf di klien-menghadapi posisi harus menyatakan kemerdekaan dari kepentingan keuangan dalam perusahaan klien minimal setiap tahun untuk menghindari konflik kepentingan dan insider trading .

Staf
Deloitte stafnya menawarkan berbagai model karir yang dapat dipilih berdasarkan preferensi mereka, lokasi geografis dan kebutuhan bisnis. Model ini karir juga bervariasi untuk setiap fungsi. judul Tradisional untuk Consulting adalah "konsultan" melalui "utama", FAS telah "asosiasi" melalui "mitra", dan jalur pengiriman yang berfokus pada fitur "spesialis" melalui "pemimpin spesialis".
Deloitte mempekerjakan entry-level personel untuk menghadapi klien-fungsi melalui program pascasarjana mereka rekrutmen di universitas tertentu.
Organisasi ini secara konsisten dinilai oleh Fortune sebagai salah satu dari mereka "100 Perusahaan Terbaik Untuk Bekerja Untuk". [23]
Pada tahun 2007 dan 2009, Deloitte dinilai nomor satu tempat untuk memulai karir Anda dengan BusinessWeek.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Curiculum Vitae

Curriculum Vitae



Nama : Tiara Rachman Putri
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Januari 1990
Alamat : Jln. Layang No. 26 Bukit Duri Puteran – Tebet Jakarta Selatan
Kode pos 12840
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Belum menikah
Kesehatan : Baik
Tinggi/berat badan : 158cm/60 kg
Agama : Islam
No Telp / Hp : 021-8352289 / 08567060800
IPK / GPA : 3,19
Hobi : Renag, Bernyanyi, Jalan-jalan,Shoping,DLL.
Email : Tiararachmanputri@yahoo.com



Pendidikan Formal
1996 – 2001 : SDN Kebon Baru 03 Pagi, Jakarta
2001 – 2004 : SMPN 73, Jakarta
2004 – 2007 : SMAN 54, Jakarta
2007 – sekarang : Universitas Gunadarma

Pendidikan Non Formal
Pendidikan Bahasa Asing LIA

Keahlian yang dimiliki
● Memiliki pengetahuan tentang komputer
● Mampu menggunakan program Microsoft Office
● Mampu menggunakan software atau aplikasi akuntansi lainnya
Pengalama Kerja
Sales Promotin Girl Produk Baygon Carefour ITC Kuningan
Asisiten Laboratorium Akuntansi Lanjut A Universitas Gunadarma
Pengalaman Organisasi
2002-2004 : Pengurus Organisasi Intra Sekolah SMPN 73 Jakarta
Pengurus Ekstrakurikuler Paskibra SMPN 73 Jakarta
2005-2007 : Pengurus Organisasi Intra Sekolah SMAN 54 Jakarta
Anggota Teater Total (Tetot) SMAN 54 Jakarta
Anggota Rohani Islam (ROHIS) SMAN 54 Jakarta


Dengan ini saya menyatakan informasi di atas benar dan dapat dipertanggung jawabkan.


Hormat Saya,


( Tiara Rachman Putri )

KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI PUBLIK


KODE ETIK PROFESI

Kode Etik Profesi Akuntan Publik
(sebelumnya disebut Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik)

KEPAP adalah aturan etika yang harus
diterapkan oleh anggota
Institut Akuntan Publik Indonesia atau IAPI
(sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia -
Kompartemen Akuntan Publik atau IAI-KAP)
dan staf profesional (baik yang anggota IAPI
maupun yang bukan anggota IAPI) yang
bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik
(KAP)
PRINSIP ETIKA
Tanggung Jawab Profesi
Kepentingan Umum (Publik)
Integritas
Obyektivitas
Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Kerahasiaan
Perilaku Profesional
Standar Teknis



ATURAN ETIKA
1.Independensi, Integritas, Obyektivitas
2.Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
3.Tanggung Jawab kepada Klien
4.Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi
5.Tanggungjawab dan Praktik Lain
KETERTERAPAN
(APPLICABILITY)
Aturan Etika ini harus diterapkan oleh
anggota Ikatan Akuntan Indonesia –
Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP)
dan staf profesional (baik yang
anggota IAI-kap maupun yang bukan
anggota IAI-KAP yang bekerja pada
satu Kantor Akuntan Publik)
Rekan pimpinan KAP
bertanggungjawab atas diataatinya
aturan etika oleh anggota KAP.

DEFINISI
Kantor Akuntan Publik (KAP)
Adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan p eru n d an g -u n d an g an yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Adalah wadah organisasi profesi akuntan Indonesia yang diakui pemerintah.
Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP)
Adalah wadah organisasi para akuntan Indonesia yang menjalankan profesi sebagai
akuntan publik atau bekerja di kantor akuntan publik

DEFINISI
Anggota adalah semua anggota IAI – KAP
Anggota kantor akuntan publik (anggota KAP) adalah anggota IAI-KAP
dan staf profesional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan
anggota IAI-KAP) yang bekerja pada satu KAP.
Akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan
publik.
Praktik akuntan publik adalah pemberian jasa profesional kepada klien
yang dilakukan oleh anggota IAI-KAP yang dapat berupa jasa audit, jasa atestasi, jasa akuntansi dan review, perpajakan, perencaan keuangan perorangan, jasa pendukung litigasi, dan jasa lainnya yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik.




INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN OBJEKTIVITAS
Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen didalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI.
Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen
dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in appearance)

INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN OBJEKTIVITAS
Integritas dan Objectivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interst) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.









STANDAR UMUM DAN PRINSIP AKUNTANSI
Standar Umum
•Kompetensi profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang secara layak (reasonable)
diharapkan
dapat
diselesaikan
dengan
kompetensi profesional.
•Kecermatan dan keseksamaan profesional. Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.

STANDAR UMUM DAN PRINSIP AKUNTANSI
Standar Umum
•Perencanaan dan supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.
•Data relevan yang memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi simpulan atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.
PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
Anggota KAP tidak diperkenankan:
Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersbeut, anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

TANGGUNG JAWAB KEPADA KLIEN
Informasi Klien yang Rahasia
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien.

Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk:
•Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan
etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi.
•Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku.
•Melarangrevi ew praktik profesional (review mutu) seoranganggot a sesuai dengan
kewenangan IAI atau
•Menghalangianggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegasan disiplin anggota



FEE PROFESIONAL
•Besaran Fee
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional.
Anggota KAP tidak diperkenankan mendapat klien dengan cara
menawarkanfee yang dapat merusak citra profesi.
D. Fee Kontijen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanyafee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlahfee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut.Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.

TANGGUNG JAWAB KEPADA REKAN SEPROFESI
Tanggung jawab kepada Rekan Seprofesi
Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

Komunikasi Antarakuntan Publik
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila akan
mengadakan perikatan (engagement) audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.
Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi
dari akuntan pengganti secara memadai.

Perikatan Atestasi
Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikataan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk memnuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang

TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTIK LAIN
Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan
Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau
mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.
Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik
diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

KOMISI DAN FEE REFERAL
Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan kepada atau diterima dari klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian /penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.

Fee Referal (Rujukan)
Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari
sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Fee referal (rujukan) hanya
diperkenankan bagi sesama profesi.

Bentuk Organisasi dan KAP
anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang
diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau yang
tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi.



Sumber : http://www.scribd.com

Jumat, 23 Juli 2010

POLitik dan sosioLogi

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh seluk beluk yang berhubungan dengan sosial. Banyak aspek yang dipelajari dalam ilmu sosiologi dimana berkait dengan kehidupan sosial, hubungan antar sesama, kekeluargaan, kasta, rumpun, bangsa, agama dan asosiasi kebudayaan, ekonomi dan organisasi politik, dari keseluruhan yang tersebut adalah pernyataan naluri dari khalayak sosial. Dapat diambil pernyataan bahwa masyarakat adalah lebih dahulu dari pada Negara.

Dahulu kala Negara hidup dikalangan masyarakat dengan sendirinya, dimana Negara tersebut berlanjut hingga ratusan ribu tahun dimanapun dan bervariasi pula dalam pertumbuhan dan pengembangannya. Bahkan sampai sekarang ini dimana berbagai bangsa telah menggapai kehidupan bermasyarakat akan tetapi tidak diperkuat oleh lembaga politik. Sosiologi adalah ilmu yang terkait kuat secara keseluruhan akan proses perkembangan kehidupan manusia, dimana jangkauan dan penjamahan ilmu sosilogi lebi luas layak pesatnya pertumbuhan manusia.

Disisi lain jangkauan ilmu politik bersifat terbatas. Ilmu politik bersifat menyusun atau mengatur disiplin atau aturan, dan mengenai secara praktis dengan keistimewaan dari aspek kehidupan sosial atau phenomena politik. Sosiologi juga mempelajari sesuatu yang tidak merupakan phenomena ilmu politik, sedangkan hak yang tidak merupakan phenomena perpolitikan bersifat diluar atau terlalu sulit dijangkau dengan ilmu politik.

Minggu, 06 Juni 2010

LYRICS CRAIG DAVID SoNgs

ONE LAST DANCE

One last dance with you
even though what we have is strong
both of us know that we've done wrong
you could lose everything
need to give it up
just one last dance with you
for all the moments that we shared
all the lies they don't compare
you gotta go back to him, and I realize that
every time I see your face I know
there's a part of me that can't bear to let you go

And I would give my heart
give you the world, risk losing everything I got
i'd give it all to you
though I don't wanna stop
I know it's the right thing to do.....yeah

One last dance with you
so hard to find the words to say
but I can't see any other way
girl you've risked everything
time to give it up
just one last dance with you
and though it breaks my heart to leave
we both know it's time to let it breathe
you gotta go back to him, girl I realize that
every time I see your face I know
there's a part of me that can't bear to let you go

And I would give my heart
give you the world, risk losing everything I got
i'd give it all to you
though I don't wanna stop
I know it's the right thing to do.....yeah

So many times we tried to hold back
we been here before now girl
and it feels so cruel, yeah
a million tears won't change the fact that
I find it hard to play the game
when I feel like i'm the one to blame

But I would give my heart
give you the world, risk losing everything I got
i'd give it all to you
though I don't wanna stop
I know it's the right thing to do.....yeah

And I would give my heart
give you the world, risk losing everything I got
if I had to give you up
to make my peace with god
I know it's the right thing to do...yeah

One last dance with you.....oh yeah....oh yeah


BY : CRAIG DAVID

















OFFICIALLY YOURS

Oh yeah yes
La da day, la da day
La da da da da oh
[Verse 1]
Thinkin’ how the story goes
You’re helpless and I’m wishin’
Put the film inside my mind
But there’s a big scene that I’m missin’
As I re-read my lines
I think I said this, I should’ve said that
Did you edit me out of your mind
’Cos in a flash you had disappeared, gone (gone)
Before the curtain falls
And we act this out again
Maybe I should risk it all and state
[Chorus]
That I’m officially going on the record
To say I’m in love with you
I’m officially everything you hope that I would be
This time I’ll tell the truth
I’m officially wrong I know
For letting you go the way I did
Unconditionally more than I ever was before
I’m officially yours
La da day, la da day
La da da da da oh
[Verse 2]
Travellin’ down this road again
Gotta make a few decisions
Don’t want you to feel this hurt again
That’s why I’m hopin’ that you’ll listen
If you let me press rewind
I’ll rehearse every word I should have said
’Cos girl I’m ready to make things right
Here on this stage so we can move on (on)
And before the curtain falls
And we act this out again
Missin’ pieces I’ll resolve so stay

[Chorus]
I’m officially going on the record
To say I’m in love with you
I’m officially everything you hope that I would be
This time I’ll tell the truth
I’m officially wrong I know
For letting you go the way I did
Unconditionally more than I ever was before
[Bridge]
Things I should have said
Like I appreciate the time that I spend with you
Inspire me with the smile I put on your pretty face
My world comes alive, now I know (now I know it babe)
This time I’m not letting go
’Cos I’m officially yours (oh oh)
[Chorus]
Officially everything you hope that I would be
This time I’ll tell the truth
I’m officially wrong I know
For letting you go the way I did
Unconditionally more than I ever was before
I’m officially going on the record
To say I’m in love with you
I’m officially everything you hope that I would be
This time I’ll tell the truth
I’m officially wrong I know
For letting you go the way I did
Unconditionally more than I ever was before
[Outro]
Girl I’m unconditionally yours (oh yeah)
Officially yours, your man (La da day, la da day, la da day)
Girl I’m unconditionally yours (La da da da da oh)
Officially yours, I am
Girl I’m unconditionally yours (listen what I’m tryna say)
Officially yours, your man (oh oh)
Girl I’m unconditionally yours
Officially yours, I am

BY : CRAIG DAVID



Do yOu BeLive in Love


Mmmmm no ohhh ah yeah

Just one day
If I could hold you in my arms
Close to my heart where you belong
Love of my life you really are
Still be showering you with kisses like snow in winter
Remember back in the day we were like best of friends
But we were falling in love we never could pretend
Night after night we used to talk about me and you
The things we'd do together forever?

Do you believe in love?
And the promise that it brings
That you'll never grow apart
Well that's what she said to me
Why did you have to go?
We were inseparable
You and me will always be together for eternity

Just one day
If I could touch your face again
Words can't describe how I'm feeling
If I could turn back the hands of time
I'd still be holding on wishes that you left behind
Remember moments when there was nothing better than
A stroll in the park walking hand in hand
I'll never forget the times we talked about me and you
The things we do together forever

Do you believe in love?
And the promise that it brings
That you'll never grow apart
Well that's what she said to me
Why did you have to go?
We were inseparable
You and me will always be together for eternity

The words you said to me before you slipped away
Are still with me girl to this very day yeah
In everything I do to everything I say
You'll always be the sunshine in my life
And yes I believe in love

Do you believe in love?
And the promise that it brings
That you'll never grow apart
Well that's what she said to me
Why did you have to go?
We were inseparable
You and me will always be together for eternity [repeat]

By : Craig David

Minggu, 23 Mei 2010

PUPULASI DAN TEKNIK SAMPLING

POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN KUALITATIF


A. Pendahuluan

Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Dewasa ini, kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode sensus. Pengambilan sebagian dari keseluruhan objek, dan atas hasil penelitian suatu keputusan atau kesimpulan mengenai keseluruhan objek populasi dibuat, disebut sebagai metode penarikan sampel (sampling). Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain: objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling.
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang dihadapi, yaitu: pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel, dan berapa banyak unit analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian.
Berdasarkan kedua masalah sebagaimana dikemukakan di atas, maka makalah ini bermaksud mengkaji masalah populasi dan teknik penarikan sampel (sampling), khususnya dalam penelitian kualitatif.
B. Pengertian Populasi dan Sampel
Kata populasi (population/universe) dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). Populasi dalam statistika tidak terbatas pada sekelompok orang, tetapi juga binatang atau apa saja yang menjadi perhatian kita. Misalnya populasi bank swasta di Indonesia, tanaman, rumah, alat-alat perkantoran, dan jenis pekerjaan.
Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi. Ukuran populasi ada dua: (1) populasi terhingga (finite population), yaitu ukuran populasi yang berapa pun besarnya tetapi masih bisa dihitung (cauntable). Misalnya populasi pegawai suatu perusahaan; (2) populasi tak terhingga (infinite population), yaitu ukuran populasi yang sudah sedemikian besarnya sehingga sudah tidak bisa dihitung (uncountable). Misalnya populasi tanaman anggrek di dunia.
Informasi tentang populasi sangat diperlukan untuk menarik kesimpulan. Bila kita dapat mengobservasi keseluruhan individu anggota populasi, kita akan mendapatkan besaran yang menyatakan karakteristik populasi yang sebenarnya; dalam statistika disebut parameter. Dengan demikian parameter adalah suatu nilai yang menggambarkan ciri/karakteristik populasi. Parameter merupakan suatu nilai yang stabil karena diperoleh dari observasi terhadap seluruh anggota populasi. Biasanya dilambangkan dengan huruf-huruf Yunani. Misalnya: Rata-rata populasi dilambangkan dengan μ (baca: myu). Jika kita mengamati seluruh populasi berarti kita melakukan sensus.
Dari beberapa literature atau pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruh elemen, atau unit elementer, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian. Pengertian populasi tidak hanya berkenaan dengan ”siapa” tetapi juga berkenaan dengan apa. Istilah elemen, unit elementer, unit penelitian, atau unit analisis yang terdapat pada batasan populasi di atas merujuk pada ”siapa” yang akan diteliti atau unit di mana pengukuran dan inferensi akan dilakukan (individu, kelompok, atau organisasi), sedang penggunaan kata karakteristik merujuk pada ”apa” yang akan diteliti. ”Apa” yang diteliti tidak hanya merujuk pada isi, yaitu ”data apa” tetapi juga merujuk pada cakupan (scope) dan juga waktu.
Gambar 1
Populasi, Parameter dan Statistik
















Sementara sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Kerja statistik melalui sampel dimungkinkan dengan alasan: keterbatasan biaya, waktu dan tenaga. Banyaknya anggota suatu sampel disebut ukuran sampel, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri sampel disebut statistik. Sampel diharapkan bisa mewakili populasi, karena itu sampel dibagi dua, yaitu sampel representatif dan sampel nonrepresentatif. Sampel representatif adalah sampel yang bisa mewakili keadaan populasinya, dan sampel nonrepresentatif adalah sampel yang tidak dapat mewakili populasinya. Dengan demikian sebagai penduga parameter ada dua kemungkinan nilai statistik yang diperoleh, yaitu persis sama dengan parameternya atau tidak sama (lebih besar atau lebih kecil). Statistik sering dilambangkan dengan huruf dari abjad latin. Contoh rata-rata sampel dilambangkan dengan .
C. Teknik Penarikan Sampel
Earl Babbie (1986) dikutip Prijana (2005) dalam bukunya The Practice of Social Research, mengatakan “Sampling is the process of selecting observations” (Sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi). Proses seleksi yang dimaksud di sini adalah proses untuk mendapatkan sampel.
Gambar 2
Logika Sampling






Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disampaikan dua hal yaitu: (1) bahwa sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar mencerminkan populasi, artinya kesimpulan yang diangkat dari sampel merupakan kesimpulan atas populasi. (2) masalah yang dihadapi adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel, dan berapa banyak unit analisis yang akan diambil.
D. Tipe Sampling
Tipe sampling dapat dibedakan berdasarkan dua hal, yaitu tipe sampling berdasarkan proses pemilihannya dan tipe sampling berdasarkan peluang pemilihannya.
Tipe sampling berdasarkan proses pemilihannya terbagi atas: (1) Sampling dengan pengembalian (sampling with replacement), yaitu setiap anggota sampel yang terpilih dikembalikan lagi ke tempatnya sebelum pemilihan selanjutnya dilakukan, sehingga ada kemungkinan bahwa suatu satuan sampling akan terpilih lebih dari sekali. (2) Sampling tanpa pengembalian (sampling without replacement), yaitu setiap anggota sampel yang terpilih tidak dikembalikan lagi ke dalam satuan populasi. Dengan demikian sampling tanpa pengembalian merupakan kebalikan dari proses sampling dengan pengembalian.
Gambar 3
Tipe Sampling












Sumber : D. M. Levine, D. Stephan, T.C. Krehbiel & M.L. Berensen (2002)

Sampling Probalibility
Tipe sampling berdasarkan peluang pemilihannya terbagi atas sampling probabilitas (probability sampling) dan sampling nonprobabilitas (nonprobability sampling). Dalam sampling probabilitas, pemilihan sampel dilakukan secara acak dan dilakukan secara objektif, dalam arti tidak didasarkan semata-mata pada keinginan peneliti, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan tertentu untuk terpilih SEBAGAI sampel.
Yang termasuk dalam sampling probabilitas adalah: sampling acak sederhana (simple random sampling), sampling sistematik (systematic sampling), sampling berstrata (stratified sampling), dan sampling bergugus (cluster sampling).
Yang dimaksud dengan sampling acak sederhana adalah sebuah proses sampling yang dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling yang ada dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih ke dalam sampel. William G. Cohran dalam bukunya Sampling Techniques, yang diterjemahkan oleh Prijana (2005) mengatakan bahwa sampling acak sederhana adalah sebuah metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya. Masing-masing unit atau unit satu dengan unit lainnya memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Pemilihan dilakukan dengan tabel angka random atau menggunakan program komputer.
Sementara Earl Babbie dalam bukunya The Practice of Social Research masih dalam Prijatna (2005) mengatakan bahwa sampling acak sederhana adalah sebuah metode sampling dasar dalam penelitian sosial, sebuah kerangka sampling mesti dibuat, masing-masing unit didaftar seluruhnya tanpa ada yang terlewat. Penseleksiannya menggunakan tabel angka random.
Dari kedua pendapat tersebut jelas bahwa sampling acak sederhana adalah sebuah rancangan sampling yang paling sederhana ditinjau dari proses sampling-nya maupun dari bentuk rumus yang dianalisisnya, serta digunakan untuk ukuran populasi terbatas dan ukuran kecil, oleh karena itu proses penarikan sampel acak sederhana relatif mudah. Proses sampling dimulai dari unit-unit dicatat seluruhnya tanpa ada yang terlewati yang umumnya data diambil dari data sensus. Setelah data dari kerangka sampling sudah lengkap, maka selanjutnya dilakukan langkah penyeleksian untuk masing-masing unit dengan peluang yang sama untuk terpilih sebagai unit sampel dengan menggunakan tabel angka random atau menggunakan program komputer.
Penarikan sampel sistematik (systematic sampling) merupakan pengambilan setiap unsur ke k dalam populasi, untuk dijadikan sampel. Pengambilan sampel secara acak hanya dilakukan pada pengambilan awal saja, sementara pengambilan kedua dan seterusnya ditentukan secara sistematis, yaitu menggunakan interval tertentu sebesar k.
William G. Cohran (Prijana, 2005) mengatakan bahwa sampling sistematik berbeda dengan sampling acak sederhana. Unit-unit populasi dicatat seluruhnya secara tersusun. Untuk seleksi unit-unit yang dijadikan unit sampel digunakan aturan sistematik, hanya unit pertama saja yang digunakan cara seleksi acak, untuk unit terpilih yang kedua dan seterusnya menggunakan aturan sistematik.
Penarikan sampel berstrata dilakukan dengan mengambil sampel acak sederhana dari setiap strata populasi yang sudah ditentukan lebih dulu. Penarikan sampel acak berstrata, populasinya di skat-skat menjadi beberapa group yang disebut strata. Setiap strata memiliki elemen yang relatif homogen. Misalnya saja: (1) pendapatan keluarga per bulan, besarnya sangat bervariasi dari satu keluarga dengan keluarga lainnya. Pendapat seseorang tentang sesuatu hal akan berbeda dengan pendapat orang lainnya, tergantung latar belakang pendidikannya, tergantung pada umurnya, lingkungan hidupnya, dan pengaruh faktor-faktor lainnya. (2) Banyaknya surat yang dikirimkan melalui bis-bis surat akan sangat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Kesibukan pekerjaan di kantor-kantor pos akan berbeda tergantung kepada kelasnya, daerahnya, dan kondisi-kondisi lain.
Gambar 4
Teknik Penarikan Sampel dengan Sampling Acak Berstrata











Apabila rancangan sampling yang digunakan untuk survei seperti ini adalah sampling acak sederhana atau sampling sistematik, maka akan ada kemungkinan bahwa sifat-sifat seperti di atas tidak terjaring. Oleh karena itu, untuk menjamin bahwa sampel yang kita peroleh benar-benar bisa mencakup karakteristik yang ada dalam populasi, maka rancangan yang sebaiknya digunakan adalah stratified random sampling.
Populasi yang bersifat heterogen seolah dibagi dalam strata. Dalam menentukan banyaknya strata yang harus dibuat, maka ada dua faktor yang perlu diperhatikan antara lain: (1) naiknya presisi, artinya hubungan turunnya harga varians dengan banyaknya strata, dan (2) hubungan antara besarnya biaya dengan banyaknya strata.
Apabila keadaan variabel yang sedang kita teliti sangat heterogen, maka makin banyak strata makin baik. Banyaknya strata yang bisa dibuat mungkin sedemikian keadaannya, sehingga dalam sebuah stratum hanya terdapat sebuah satuan sampling saja. Latar belakang matematis dan latar belakang pengalaman memberikan petunjuk bahwa kalau banyaknya strata sudah lebih dari 6 buah, maka keadaanya sudah menjadi kurang efisien ditinjau dari sudut presisi dan biaya.
Gambar 5
Penarikan Sampel tiap Stratum pada Sampling Acak Berstrata







Keterangan :
N = Populasi
N1 = Populasi pada stratum ke 1
N2 = Populasi pada stratum ke 2
Ni = Populasi pada stratum ke i
n = Sampel
n1 = Sampel pada stratum ke 1
n2 = Sampel pada stratum ke 2
ni = Sampel pada stratum ke i

Setelah banyaknya strata dan ukuran sampel keseluruhan ditentukan, maka proses selanjutnya adalah mengalokasikan satuan-satuan sampling dalam sampel itu ke dalam setiap stratum. Artinya kita harus menentukan berapa ukuran sampel untuk setiap stratum, yaitu n1, n2, n3, dan seterusnya (ni), sedemikian rupa sehingga diperoleh: n1 + n2 + n3 + … + ni = n (Gambar 5). Setelah itu sampel untuk masing-masing stratum diambil melalui sampling acak sederhana. Oleh karena menggunakan cara SAS, maka proses penarikan sampel dilakukan dengan cara yang sama seperti sudah dijelaskan pada bahasan tentang sampling acak sederhana (SAS), dengan menganggap seolah setiap stratum sebagai populasi tersendiri. Oleh karena itu diperlukan kerangka sampling di setiap stratum.

Sampling Nonprobability
Selain sampling probabilitas, di muka disinggung tentang sampling nonprobabilitas. Sampling nonprobabilitas merupakan pemilihan sampel yang dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan peneliti, sehingga dengan tipe sampling nonprobability ini membuat semua anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.
Nonprobability sampling dikembangkan untuk menjawab kesulitan yang timbul dalam menerapkan teknik probability sampling, terutama untuk mengeliminir biaya dan permasalahan dalam pembuatan sampling frame (kerangka sampel). Pemilihan nonprobability sampling ini dilakukan dengan pertimbangan: 1). penghematan biaya, waktu dan tenaga; dan 2) keterandalan subjektivitas peneliti (pengetahuan, kepercayaan dan pengalaman seseorang seringkali dijadikan pertimbangan untuk menentukan anggota populasi yang dipilih sebagai sampel). Yang termasuk pada sampling nonprobabilitas adalah convenience sampling, judgement sampling, quato sampling, dan snowball sampling.
Pada convenience sampling (sampling kemudahan), sampel diambil berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. Dengan kata lain sampel diambil/terpilih karena ada ditempat dan waktu yang tepat. Tanpa kriteria peneliti bebas memilih siapa saja yang ditemuinya untuk dijadikan sampel.
Dengan demikian teknik sampling ini digunakan ketika peneliti berhadapan dengan kondisi karakteristik elemen populasi tidak dapat diidentifikasikan dengan jelas, maka teknik penarikan sampel convenience, atau sering juga disebut sampling accidental menjadi salah satu pilihan. Teknik sampling convenience adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan karena alasan kemudahan atau kepraktisan menurut peneliti itu sendiri. Dasar pertimbangannya adalah dapat dikumpulkan data dengan cepat dan murah, serta menyediakan bukti-bukti yang cukup melimpah. Kelemahan utama teknik sampling ini jelas yaitu kemampuan generalisasi yang amat rendah atau keterhandalan data yang diperoleh diragukan.
Judgement sampling (dikenal juga dengan purposive sampling) adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Dalam perumusan kriterianya, subjektivitas dan pengalaman peneliti sangat berperan. Penentuan kriteria ini dimungkinkan karena peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya.
Teknik sampling kuota, pada dasarnya sama dengan judgment sampling, yaitu mempertimbangkan kriteria yang akan dijadikan anggota sampel. Langkah penarikan sampel kuota antara lain: pertama peneliti merumuskan kategori quota dari populasi yang akan ditelitinya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan ciri-ciri yang dikehendakinya, seperti jenis kelamin, dan usia. Kedua menentukan besarnya jumlah sampel yang dibutuhkan, dan menetapkan jumlah jatah (quotum). Selanjutnya, setelah jumlah jatah ditetapkan, maka unit sampel yang diperlukan dapat diambil dari jumlah jatah tersebut. Teknik sampling kuota biasanya digunakan bila populasinya berukuran besar.
Quota sampling (jatah) hampir mirip dengan teknik sampling stratifikasi. Bedanya, jika dalam sampling stratifikasi penarikan sampel dari setiap subpopulasi dilakukan dengan acak, maka dalam sampling kuota, ukuran serta sampel pada setiap sub-subpopulasi ditentukan sendiri oleh peneliti sampai jumlah tertentu tanpa acak. Mengapa bisa begitu? Karena pada kenyataannya sering dijumpai bahwa peneliti tidak dapat mengetahui ukuran yang rinci dari setiap subpopulasi, atau ukuran antar subpopulasi sangat jauh berbeda. Menghadapi kondisi seperti, maka peneliti dapat mempertimbangkan penggunaan teknik sampling kuota. Jadi, melalui teknik sampling kuota, penarikan sampel dilakukan atas dasar pertimbangan peneliti untuk tujuan meningkatkan representasi sampel penelitian sampai jumlah tertentu sebagaimana yang dikehendaki peneliti.
Snowball Sampling merupakan salah satu bentuk judgement sampling yang sangat tepat digunakan bila populasinya kecil dan spesifik. Cara pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan secara berantai, makin lama sampel menjadi semakin besar, seperti bola salju yang menuruni lereng gunung. Hal ini diakibatkan kenyataan bahwa populasinya sangat spesifik, sehingga sulit sekali mengumpulkan sampelnya. Pada tingkat operasionalnya melalui teknik sampling ini, responden yang relevan di interview, diminta untuk menyebutkan responden lainnya sampai diperoleh sampel sebesar yang diinginkan peneliti, dengan spesifikasi/spesialisasi yang sama karena biasanya mereka saling mengenal.
Dibandingkan dengan teknik sampling nonprobabilitas lainnya, teknik ini memiliki keunggulan terutama dalam hal biaya yang relatif lebih rendah. Kelemahannya adalah kemungkinan bias yang relatif lebih besar karena pemilihan responden tidak independen (Zikmund, 2000: 362).
Berdasarkan uraian di atas tentang sampling peluang dan non peluang, seorang peneliti dapat dengan bebas menentukan tipe sampling mana yang akan digunakannya. Tetapi ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan untuk menentukan tipe sampling yang baik, diantaranya: (1) dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi, (2) dapat menentukan presisi dari hasil penelitian, (3) sederhana, mudah dilaksanakan, dan (4) dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin tentang populasi dengan biaya minimal.
E. Prosedur Penarikan Sampel
Setelah kita membahas pengertian sampling dan tipe-tipe sampling sebagaimana diuraikan di muka, selanjutnya untuk memudahkan pemahaman kita tentang bagaimana cara penarikan sampel serta cara memperoleh sampel yang representatif, akan disampaikan beberapa langkah atau prosedur dalam melakukan pengambilan sampel. Zikmund (2000), Kuncoro (2003) serta Indriantoro & Supomo (2003) menyebutkan bahwa dalam melakukan pengambilan sampel, dapat dilakukan langkah-langkah berikut, diantaranya: (1) Menentukan populasi target, (2) Membuat kerangka sampling, (3) Menentukan ukuran sampel, (4) Menentukan teknik dan rencana pengambilan sampel, (5) Melakukan pengambilan sampel.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka langkah-langkah penarikan sampel dapat kita uraikan sebagai berikut: (1) Pertama yang harus ditentukan dalam langkah mendesain penarikan sampel adalah menentukan populasi sasaran dengan tegas, yang dilanjutkan dengan penentuan populasi studi dari populasi sasaran tadi. (2) Menentukan area populasi, hal ini berkaitan dengan data penelitian yang akan dijadikan lokasi penelitian. (3) Menentukan ukuran populasi (size of population) sebagai dasar untuk menarik sampel. Biasanya populasi diambil dari data sensus. Carilah data tersebut secara lengkap, dapatkan data yang akurat dan up to date. (4) Buatlah kerangka sampling dengan memasukan data dari populasi studi secara lengkap dan jelas, serta hal yang terpenting adalah satuan-satuan sampling diberi nomor sesuai dengan jumlah digit populasinya, secara berurutan dari nomor paling kecil sampai dengan nomor yang paling besar. (5) Tentukan ukuran sampel dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai. (6) Gunakan tabel angka random ataupun program komputer sebagai alat seleksi. (7) Satuan sampling terpilih sebagai anggota sampel, merupakan langkah terakhir dari desain sampling yang pada hakikatnya merupakan cerminan dari populasi.
F. Menentukan Ukuran Sampel
Salah satu masalah yang dihadapi dalam teknik penarikan sampel adalah tentang berapa banyak unit analisis (ukuran sampel) yang harus diambil. Oleh karena itu, pada saat peneliti mengajukan usulan penelitian, disarankan untuk secara tegas memberikan gambaran operasional berupa ukuran sampel minimal yang akan digunakan untuk penelitiannya. Ukuran sampel ini akan memberikan isyarat mengenai kelayakan penelitian (eligibility of the research).
Ukuran sampel bisa ditentukan melalui dua dasar pemikiran, yaitu ditentukan atas dasar pemikiran statistis, dan atau ditentukan atas dasar pemikiran non statistis. Ditinjau dari aspek statistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya: (1) bentuk parameter yang menjadi tolak ukur analisis, dalam arti apakah tujuan penelitian ini untuk menaksir rata-rata, persentase, atau menguji kebermaknaan hipotesis, (2) tipe sampling, apakah simple random sampling, stratified random sampling atau yang lainnya. Tipe sampling ini berkaitan dengan penentuan rumus-rumus yang harus dipakai untuk memperoleh ukuran sampel, dan (3) variabilitas variabel yang diteliti (keseragaman variabel yang diteliti), makin tidak seragam atau heterogen variabel yang diteliti, makin besar ukuran sampel minimal. Sedangkan dipandang dari sudut nonstatistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya: (1) kendala waktu atau time constraint, (2) biaya, dan (3) ketersediaan satuan sampling.
G. Paradigma Penelitian Kualitatif
Dalam praktek penelitian ilmiah, khususnya penelitian sosial, setidaknya terdapat dua pendekatan untuk menjawab permasalahan penelitian yang timbul sebagai suatu fenomena yang harus dicari jawabannya, yaitu:
Pertama, pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif lahir dari akar filsafat aliran fenomenologi hingga terbentuk paradigma post positivisme. Pendekatan ini memandang bahwa realitas sosial yang tampak sebagai suatu fenomena dianggap sesuatu yang ganda (jamak). Artinya realitas yang tampak memiliki makna ganda, yang menyebabkan terjadinya realitas tadi. McMillan dan Schumacher (2001:396) menyebut realitas sosial dalam penelitian kualitatif ini sebagai: “...reality as multilayer, interactive, and a shared social experience interpreted by indviduals”. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif, realitas sosial yang terjadi/tampak, jawabannya tidak cukup dicari sampai apa yang menyebabkan realitas tadi, tetapi dicari sampai kepada makna dibalik terjadinya realitas sosial yang tampak. Oleh karena itu, untuk dapat memperoleh makna dari realitas sosial yang terjadi, pada tahap pengumpulan data perlu dilakukan secara tatap muka langsung dengan individu atau kelompok yang dipilih sebagai responden/informan yang dianggap mengetahui atau pahami tentang entitas tertentu seperti: kejadian, orang, proses, atau objek, berdasarkan cara pandang, persepsi, dan sistem keyakinan yang mereka miliki. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh McMillan dan Schumacher (2001:395), bahwa: “Interactive qualitative research is inquary in which researhers collect data in face to face situations by interacting with selected persons in their settings (field research). Qualitative research describes and analyzes people’s individual and collective social actions, beliefs, thoughts, and perceptions. The researcher interprets phenomena in term of meanings people bring to them”.
Kedua, penedekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif ini lahir dari akar filsafat aliran rasionalisme dan aliran empirisme hingga terbentuk paradigma positivisme. Pendekatan ini memandang bahwa realitas sosial yang tampak sebagai suatu fenomena dianggap sesuatu yang tunggal. Ciri yang paling nampak dari penelitian kuantitatif adalah digunakannya metode statitika sebagai alat analisis.

Gambar 6
Akar Filsafat Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


H. Pendekatan dan Orientasi Penelitian Kualitatif
Sebelum seorang peneliti mendesain penelitiannya, dia harus memiliki ide umum tentang masalah penelitian dan telah memilih cara penyelidikan yang tepat untuk penelitian. Perbedaan mendasar antara penelitian kualitatif dan kuantitatif telah dibahas di atas. Berkaitan dengan penelitian kualitatif ini, terdapat lima pendekatan dalam penelitian interaktif (cara penyelidikan) yaitu adalah penelitian etnografi, fenomologikal, case study, teori mendasar, dan kritis. Pada makalah ini kelima pendekatan tersebut tidak akan dibahas.
I. Asumsi Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif didasarkan pada filsafat konstruktif yang berasumsi bahwa realitas sebagai pengalaman yang multilayer, interaktif, dan dialamai di masyarakat diinterpresai secara individual. Para peneliti kualitatif percaya bahwa realitas merupakan konstruksi sosial, yakni individu atau kelompok mendapatkan pemahaman tentang entitas tertentu, seperti kejadian, orang, proses, atau objek. Orang membentuk konstruksi untuk memahami entitas dan mengenali konstruksi sebagai cara pandang, persepsi, dan sistem keyakinan. Dengan kata lain, persepsi orang merupakan apa yang mereka anggap ril bagi mereka dan yang berhubungan langsung dengan perilaku, pemikiran dan perasaan mereka.
J. Sasaran Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif paling utama memperhatikan terhadap pemahaman tentang fenomena sosial dari perspektive partisipan. Pemahaman didapat dengan menganalisa dari berbagai konteks dan memaparkan pemaknaan untuk situasi dan kejadian ini. Pemaknaan partisipan termasuk diantaranya perasaan, kepercayaan, ide, pemikiran dan perilaku. Belajar membaca, misalnya, terjadi dalam konteks sekolah, keluarga, situasi lainnya, dan kegiatan ini mencakup sejarah personal dan interpersonal. Semua ini mempengaruhi proses belajar dan alat apa yang digunakan anak untuk membaca. Beberapa penelitian kualitatif bertujuan lebih dari melakukan pemahaman, juga menghasilkan teori atau memperkuat teori.
K. Strategi Multi metode dalam Penelitian Kualitatif
Peneliti kualitatif menyelidiki perspektif partisipan dengan strategi interaktif, (yakni observasi partisipan, observasi langsung, wawancara mendalam, artefak, dan teknik tambahan). Strategi penelitian itu fleksibel, mengkombinasikan berbagai teknik untuk mendapatkan data yang valid. Banyak peneliti yang menyesuikan strategi pengumpulan data selama penelitian. Realitas multiple dipandang sebagai sebuah komplesitas yang tidak dinilai hanya dengan satu metodologi.
L. Peranan Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif menjadi sangat terbenam dalam situasi dan fenomena yang sedang diteliti. Peneliti berasumsi adanya peranan sosial interaktif dimana mereka mencatat penelitian dan interaksi dengan partisipan. Peranan penelitian bervariasi dari sudut netral tradisional sampai pentingnya partisipasi aktif, tergantung dari pendekatan yang diambil. Para sarjana menekakan pentingnya pengumpulan data dengan orang yang terlatih dan dipersiapkan dibandingkan dengan menggunakan satu instrumen.
M. Tujuan Penelitian Kualitatif
Secara historis, penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan: untuk menggambarkan dan mengeksplorasi, dan untuk menggambarkan dan menjelaskan. Istilah yang sama ialah memeriksa atau mendokumentasikan, memahami, dan untuk menemukan atau menghasilkan. Kebanyakan penelitian kualitatif adalah deskriptif dan menjelaskan. Mereka memperkaya literature dengan membanguan penggambaran tentang situasi yang kompleks dan dengan memberikan pengerahan untuk penelitian selanjutnya. Penilitian yang lain secara jelas sangat menjelaskan. Mereka menghubungkan kejadian dengan pemaknaan, biasanya yang dipersepsikan oleh partisipan. Penelitian ini meningkatkan pemahaman pembaca terhadap suatu fenomena. Pernyataan tujuan yang lainnya adalah perilaku, advokasi, atau penguatan yang sering menjadi sasaran utama penelitian kritis (penelitian kritis, feminis, postmodern, dan perilku partisipan). Walaupun peneliti bisa membuat penguatan dan mengambil perilaku sebagai bagian dari tujuan penelitian, tetapi mereka hanya bisa mencatat bagaimana penyelidikan memberikan penawaran terhadap penguatan .
N. Populasi dan Sampel dalam Penelitian Kualitatif
Dalam konteks penelitian kualitatif, penentuan sampel lebih tepat tidak didasarkan pada teknik penarikan sampel peluang (probability sampling), hal ini disebabkan karena penelitian kualitatif melihat proses sampling sebagai parameter populasi yang dinamis (McMillan dan Schumacher, 2001:404). Hal ini dapat dipahami karena kekuatan dari penelitian kualitatif terletak pada kekayaan informasi yang dimiliki oleh responden, dari kasus yang diteliti, dan kemampuan analitis peneliti. Artinya dalam penelitian kualitatif, masalah yang dihadapi dalam penarikan sampel, ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan (judgement) peneliti, berkaitan dengan perlunya memperoleh informasi yang lengkap dan mencukupi, sesuai dengan tujuan atau masalah penelitian. Dengan demikian, logika ukuran sampel (banyak sedikitnya ukuran sampel) dibatasi/dihubungkan dengan tujuan penelitian, masalah penelitian, teknik pengumpulan data, dan keberadaan kasus yang kaya akan informasi (atau oleh kecukupan informasi yang diperoleh).
Alasan lain lebih tepatnya sampling nonprobability dalam penelitian kualitatif adalah, adanya ukuran populasi (parameter) yang tidak dapat dihitung (populasi tak terhingga/infinite population), yaitu ukuran populasi yang sudah sedemikian besarnya/tidak diketahui dimana keberadaanya/kondisi karakteristik elemen populasinya tidak dapat diidentifikasi dengan jelas, sehingga sudah dan atau tidak bisa dihitung (uncountable).
Oleh karena itu probability sampling, yang mensyaratkan pemilihan sampel dilakukan secara acak dan dilakukan secara objektif, dalam arti tidak didasarkan semata-mata pada keinginan peneliti, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan tertentu untuk terpilih sebagai sampel, kurang relevan atau kurang tepat dilakukan dalam penelitian kualitatif.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa penentuan sampel dalam penelitian kualitatif sangat tepat dijika didasarkan pada tujuan atau masalah penelitian, yang menggunakan pertimbangkan-pertimbangan dari peneliti itu sendiri, dalam rangka memperoleh ketepatan dan kecukupan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan atau masalah yang dikaji. Sehingga penarikan sampel yang tepat adalah penarikan sampel berdasarkan tujuan (judgement sampling atau purposive sampling atau snowball sampling). Penentuan sampel berdasarkan tujuan, adalah “memilih kasus yang kaya informasi untuk diteliti secara mendalam” (Patton, 1990:169), ketika seseorang ingin memahami sesuatu tentang kasus tersebut tanpa harus melakukan generalisasi terhadap semua kasus yang sama. Penentuan sampel berdasarkan tujuan dilakukan untuk meningkatkan kegunaan informasi yang didapat dari sampel yang kecil. Penentuan sampel berdasarkan tujuan mengharuskan bahwa informasi yang didapat tentang variasi diantara subunit sebelum sampel dipilih. Penelitian kemudian mencari orang, kelompok, tempat, kejadian untuk diteliti yang dapat memberikan banyak informasi. Dengan kata lain, peneliti memilih sampel yang mempunyai pengetahuan dan informasi tentang fenomena yang sedang diteliti.
Tipe-tipe penentuan sampel yang termasuk dalam purposive sampling diantaranya pemilihan lokasi, sampling komprehensif, sampling network, dan sampling berdasarkan jenis kasus (McMillan dan Schumacher, 2001:400-404).
O. Pemilihan Lokasi (Site Selection)
Pemilihan lokasi , yang merupakan lokasi untuk menempatkan orang dalam sebuah kegiatan, dipilih ketika peneliti berfokus pada mikro proses yang kompleks. Definisi tentang kriteria lokasi sangatlah esensial. Kriteria tersebut harus sesuai dengan tujuan dan masalah penelitian. Sebagai contoh, jika masalah yang diteliti adalah untuk menggambarkan dan menganalisa pembuatan kebijakan guru dalam pelaksanaan pengajaran, atau perspektif dan strategi siswa terhadap managemen kelas, atau konsep guru sekolah dasar tentang karir, kemudian lokasi penelitian ditentukan yang mempunyai hubungan dimana pemahaman dan perilaku dimaksud disampaikan dan dipelajari.
P. Penarikan Sampel Komprehensif (Comprehensive Sampling)
Sampling komprehensif, dimana partisipan, kelompok, setting, kejadian, atau informasi yang relevan diteliti, merupakan strategi sampling yang dipilih. Setiap subunit dapat diatur dalam bentuk dan sangat bervariasi sehingga seseorang tidak ingin kehilangan variasi yang mungkin. Sebagai contoh, penelitian tentang anak yang mengalami autis di suatu sekolah mengharuskan penelitian pada semua anak yang autis. Andaikan siswa sekolah tinggi yang berada dalam program eksternal dengan 35 lokasi yang berbeda. Setiap setting sangat bervariasi klinik di rumah sakit, koran komunitas, persatuan buruh, dua kantor perwakilan, tempat perlindungan binatang, dan yang lainnya pemilihan secara komprehensif akan sangat penting. Karena kelompok cendrung kecil dan sumber yang sedikit, peneliti menggunakan strategi sampling yang lainnya.
Q. Penarikan Sampel Variasi Maksimum (Maximum Variation Sampling)
Sampling variasi maksimum atau pemilihan kuota merupakan sebuah strategi untuk menjelaskan aspek-aspek yang berbeda dari masalah penelitian. Sebagai contoh, peneliti membagi populasi yang terdiri dari guru sekolah dasar ke dalam tiga kelompok berdasarkan masa pengabdian. Kemudian dipilih perwakilan untuk diteliti perkembangan karirnya. Ini merupakan sampel yang representatif karena peneliti kualiatif hanya menggunakan strategi ini untuk menggambarkan secara detail pemaknaan yang berbeda tentang perkembangan karir seorang guru berdasarkan masa pengabdiannya.
R. Penarikan Sampel Jaringan (Network Sampling)
Network sampling, yang juga disebut sampling snowball, merupakan strategi dimana setiap partisipan yang terus menerus atau kelompok dinamai berdasarkan kelompok dan individu yang ada. Masalah partisipan adalah dasar dalam memilih sampel. Peniliti membentuk profil tentang kedudukan atau ciri-ciri yang dicari dan menanyakan setiap partisipan untuk menyarankan yang lain yang sesuai dengan profil yang dibuat atau mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Strategi ini dilakukan ketika partisipan yang diinginkan tidak terkumpul dalam satu grup tapi tersebar dari berbagai populasi. Sampling network sering digunakan untuk penelitian dengan wawancara mendalam dibandingkan dengan penelitian dengan observasi.
S. Penarikan Sampel Dengan Jenis Kasus (Sampling by Case Type)
Strategi sampling yang lainnya digunakan ketika sebuah penelitian mengharuskan pemerikasaan terhadap jenis kasus tertentu. Ingat, ‘kasus’ adalah analisa mendalam terhadap sebuah fenomena dan bukannya sejumlah orang yang menjadi sample. Contoh dari sampling berdasarkan jenis kasus adalah extreme-case, intensive-case, typical case, unique-case, reputational-case, critical-case, dan concept/theory-based sampling. Seorang peneliti memilih kombinasi tipe kasus sesuai keinginan dan kebutuhan, khususnya penelitian dalam skala yang luas dan penelitian dengan proses yang panjang.
Strategi sampling berdasarkan tujuan dalam sebuah penelitian diidentifikasi dari informasi utama dan dilaporkan dalam penelitian untuk meningkatkan kualitas data. Dengan kata lain, orang atau kelompok yang berpartisipasi dalam penelitian dilaporkan secara khusus untuk menjaga kerahasiaan data. Peneliti historikal dan legal menspesifikasi arsip dan koleksi pribadi yang digunakan dan sering merujuk pada setiap dokumen atau kasus peradilan dalam catatan kaki sebagai penjelasan. Dalam hal ini, peneliti yang menggunakan teknik noninteraktif untuk meneliti kejadian yang lalu mengurangi ancaman untuk mendesain validitas.
T. Ukuran Sampel (Sample Size)
Peneliti kualitatif melihat proses sampling sebagai parameter populasi yang dinamis, khusus, phasic dibandingkan statis atau apriori. Ketika ada aturan statistik tentang probabilitas ukuran sampel, hanya ada petunjuk untuk ukuran sample berdasarkan tujuan. Sampel berdasarkan konsep ini dapat berkisar antara n = 1 sampai n = 40 atau lebih (McMillan dan Schumacher, 2001:404). Ukuran sampel kualitatif relatif kecil dibandingkan ukuran sampel untuk penelitian menggunakan perwakilan untuk meningkatkan populasi sampel.
Logika ukuran sampel dihubungkan dengan tujuan penelitian, masalah penelitian, teknik pengumpulan data, dan keberadaan kasus yang kaya akan informasi. Pengetahuan dari penelitian kualitatif tergantung pada kekayaan informasi dari kasus dan kemampuan analitis peneliti dibandingkan ukuran sample.
Petunjuk berikut digunakan oleh peneliti kualitatif untuk menentukan ukuran sampel (McMillan dan Schumacher, 2001:404).
1. Apa tujuan penelitian? Case study yang deskriptif eksplanasi tidak membutuhkan banyak kasus seperti yang dibutuhkan penelitian self-contained yang tujuannya pada pemberian gambaran atau penjelasan. Selanjutnya, studi fenologikal biasanya mempunyai sedikit informan dibandingkan jumlah yang dibutuhkan oleh teori mendasar untuk menghasilkan konsep.
2. Apa yang menjadi fokus dari penelitian? Penelitian yang berfokus pada proses tergantung pada lamanya proses secara natural dan sering mempunyai sedikit partisipan, sedangkan penelitian dengan fokus wawancara dengan informan yang telah dipilih tergantung akses pada informan tersebut.
3. Cara seperti apa yang menjadi strategi pengumpulan data? Para peneliti kualitatif sering membicarakan tentang hari dalam pelaksanaan penelitian, apakah untuk observasi atau wawancara. Sejumlah penelitian mempunyai ukuran sample yang kecil, tetapi peneiti akan datang terus menerus untuk mengkonfirmasi data.
4. Bagaimana keberadaan informan? Beberapa kasus jarang dan sulit untuk ditempatkan; beberapa yang lain mudah untuk diidentifikasi dan ditempatkan.
5. Apakah informasi yang ada jadi berlebihan? Apakah akan menambah informasi atau kembali ke lapangan untuk mendapatkan wawasan baru?.
6. Peneliti mengumpulkan ukuran sample yang didapatkan untuk menelaah review dan penilaian. Kebanyakan peneliti kualitatif mengajukan ukuran sampel yang paling minimum dan kemudian melanjutkan dengan menambahkan sample ketika penelitian terjadi.
U. Kesimpulan
Kegiatan penelitian selain dilakukan secara sensus, dapat dilakukan dengan penarikan sampel. Alasannya adalah karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode sensus.
Pengambilan sebagian dari keseluruhan objek, dan atas hasil penelitian suatu keputusan atau kesimpulan mengenai keseluruhan objek populasi dibuat, disebut sebagai metode penarikan sampel.
Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain: objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling.
Dalam konteks penelitian kualitatif, penentuan sampel didasarkan pada proses sampling sebagai parameter populasi yang dinamis. Hal ini dapat dipahami karena kekuatan dari penelitian kualitatif terletak pada kekayaan informasi yang dimiliki oleh responden, dari kasus yang diteliti, dan kemampuan analitis peneliti. Sehingga penentuan sampel dalam penelitian kualitatif disesuaikan dengan tujuan penelitian, masalah penelitian, teknik pengumpulan data, dan keberadaan kasus yang kaya akan informasi (atau oleh kecukupan informasi yang diperoleh).
Tipe-tipe yang termasuk dalam penentuan sampel berdasarkan tujuan (purposive sampling) antara lain: pemilihan lokasi, sampling komprehensif, sampling network, dan sampling berdasarkan jenis kasus.

Kamis, 22 April 2010

Penulisan Ilmiah

NAMA : TIARA RACHMAN PUTRI
NPM : 21207097
KELAS : 3EB04
BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan adanya perkembangan teknologi, perusahaan-perusahaan makin dipacu untuk menggunakan teknologi yang maju sebagai senjata untuk tetap survive dan memenangkan persaingan yang semakin ketat. Akhir-akhir ini penggunaan internet yang menjurus kepada cyberspace kelihatannya akan mendominasi seluruh kegiatan di atas permukaan bumi di masa kini dan masa datang dan secara umum akan berubah menjadi alat untuk persaingan antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Ini pun akan membawa dampak yang sangat besar bagi setiap perusahaan. Dampak pada aspek persaingan adalah terbentuknya tingkat kompetisi yang semakin tajam. Globalisasi ekonomi juga membuat perubahan menjadi konstan, pesat, radikal, dan serentak. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki kemampuan yang cepat untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi sehingga perusahaan akan mampu bersaing dengan para kompetitornya.
Selama ini pelanggan yang ingin membeli suatu produk diharuskan untuk mendatangi tempat dari penjual produk sendiri untuk kemudian dilayani di tempat dan pelanggan pulang dari toko dengan membawa produk yang diinginkan. Hal tersebut sangat membuang waktu terutama bagi orang-orang yang mempunyai banyak kesibukan yang tidak memungkinkannya untuk mengunjungi toko secara langsung.
Dengan adanya layanan jasa berupa e-commerce yang dapat secara cepat dinikmati oleh pelanggan maupun perusahaan sendiri, maka segala layanan yang diinginkan oleh para pelanggan dapat segera ditindak lanjuti secepat mungkin, sehingga perusahaan tersebut akan mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan tercepat bagi para pelanggan. Dengan adanya layanan electronic commerce (e-commerce) ini maka pelanggan dapat mengakses serta melakukan pesanan dari berbagai tempat. Dengan adanya era teknologi yang canggih saat ini para pelanggan yang ingin mengakses e-commerce tidak harus berada di suatu tempat, hal itu dikarenakan di kota-kota besar di Indonesia telah banyak tempat-tempat yang menyediakan suatu fasilitas akses internet hanya dengan menggunakan laptop/notebook ataupun dengan Personal Digital Assistant (PDA) dengan menggunakan teknologi wifi. Melihat kenyataan tersebut, maka penerapan teknologi e-commerce merupakan salah satu faktor yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu produk dari sebuah perusahaan. Untuk mempercepat dan meningkatkan penjualan cepat, maka dengan melihat perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat tersebut kita dapat memanfaatkan suatu layanan secara on-line yang berupa e-commerce.
Penggunaan teknologi di harapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang kompetitif tersebut. Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan teknologi ke dalam perusahaanya. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjulan produk adalah dengan menggunakan electronic commerce ( e-commerce ) untuk memasarkan berbagai macam produk atau jasa., baik dalam bentuk fisik maupun digital. Dalam penggunaan teknologi tersebut, berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan seperti investor, konsumen, pemerintah akan ikut berperan.
Perkembangan e-commerce yang semakin hari semakin pesat tersebutlah yang membuat penulis merasa tertantang untuk mengetahui bagaimana minat dari para konsumen dalam menghadapi kemajuan era digital dalam bidang perdagangan tersebut. Untuk mengkaji lebih dalam mengenai tanggapan dan minat dari para konsumen dalam penggunaan layanan e-commerce tersebut, pada penulisan ilmiah ini penulis menetapkan judul

“ANALISIS PENJUALAN MELALUI LAYANAN E-COMMERCE PADA PT. MARTINA BERTO“.


1.2. Rumusan dan Batasan Masalah
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis akan merumuskan dan membatasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen sebelum dan setelah menggunakan e-commerce ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen dalam menggunakan e-commerce ?
Untuk membatasi permasalahan sehingga dapat mencapai sasaran yang dituju, maka dalam penulisan ini, penulis membatasi masalah hanya pada pengertian e-commerce dalam lingkup business to consumer (b2c), tingkat kepuasan konsumen dalam melakukan e-commerce dan faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan dalam menggunakan e-commerce.


1.3. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka penulis menetapkan tujuan dari penulisan ini sendiri, antara lain :
1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen dalam transaksi jual-beli produk atau jasa atau informasi sebelum dan sesudah mengunakan layanan e-commerce.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen dalam menggunakan e-commerce


1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ilmiah ini antara lain :

1. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis adalah manfaat yang dapat penulis berikan melalui penelitian bagi PT. Martina Berto sehubungan dengan penggunaan e-commerce dalam menjalankan usahanya.
Manfaat tersebut antara lain, sebagai berikut :
a. Perusahaan dapat mengetahui tingkat kepuasan konsumen sebelum dan setelah berbelanja menggunakan e-commerce. Konsumen yang dimaksud adalah konsumen paa umumnya dan konsumen yang sudah menjadi pelanggan pada khususnya.
b. Perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor kepuasan konsumen yang perlu diperhatikan agar minta konsumen semakin tinggi untuk berbelanja terutama dengan menggunakan e-commerce.

2. Manfaat Akademis
Agar penulis pada khususnya lingkungan akademis pada umumnya dapat memperoleh pemahaman mendalam mengenai analisis penjualan e-commerce dengan penerapan skala Likert dan uji chi-square untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen dalam menggunakan e-commerce.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT.Martina Bertoyang beralamat di Jl.Pulo Kambing II No. 1 KIP Pulo Gadung – Jakarta Timur

1.5.2 Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data primer berupa data klien PT.Martina Berto dan data penjualan melalui e-commerce PT.Martina Berto . Sedangkan data dari para klien dan masyarakat umum yang ditunjuk sebagai responden dikumpulkan menggunakan daftar pernyataan dalam bentuk tertutup dengan jumlah pertanyaan sebanyak 15 butir.


1.5.3. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat sebagai dasar penulisan ilmiah ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data, sebagai berikut :
1. Studi Lapangan ( Field Research )
Adalah suatu penelitian yang dilakukan di lapangan untuk mendapatkan data atau informasi mengenai objek yang diteliti, sehingga data dan informasi dapat diyakini kebenarannya. Untuk mendapatkan data dan informasi tersebut penulis mengadakan :
a. Pengamatan ( observasi )
b. Wawancara ( interview )

2. Studi Pustaka ( Library Research )
Yaitu dengan membaca referensi dari beberapa buku dan literatur yang ada yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti, baik melalui perpustakaan Universitas Gunadarma maupun melalui internet.

1.5.4. Alat Analisis yang digunakan.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan skala Likert dan uji Chi-Square untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen.
















BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian E-Commerce
Electronic Commerce ( e-commerce ) merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat seiring dengan kehadiran internet dalam kehidupan kita. Banyak orang mendapatkan manfaat kemudahan berbisnis melalui media internet.
Electronic Commerce ( e-commerce ) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web atau proses jual-beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet ( M. Suyanto, 2003 ; 11).
Ada beberapa definisi e-commerce yang dapat dilihat dari beberapa perspektif yaitu sebagai berikut ( M. Suyanto, 2003;11) :
1. Perspektif Komunikasi : e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk / layanan, atau melalui lini telepon, jaringan computer atau sarana elektronik lainnya.
2. Perspektif Proses Bisnis : e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3. Perspektif Layanan : e-commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.
4. Perspektif Online : e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya.
E-commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik (Onno W. Purbo, 2000).
E-commerce adalah aktivitas bisnis yang diarahkan pada pertukaran nilai melalui jaringan telekomunikasi berupa internet ( European Information Technology Observatory, 1997 ).
E-commerce merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam berbisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas dari produk / service dan informasi serta mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan sehingga harga dari produk atau pelayanan dan informasi tersebut dapat ditekan sedemikian rupa tanpa mengurangi kualitas yang ada (Budi Rahardjo, 2000).
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa e-commerce merupakan segala bentuk transaksi perdagangan atau perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media elektronik. Serta proses pembelian dan penjualan jasa atau produk antara dua belah pihak melalui internet (Commerce net) dan sejenis mekanisme bisnis elektronik dengan fokus pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai media pertukaran barang atau jasa antar instansi atau individu dengan instansi
E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan, atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan publik. Jika diklasifikasikan, sistem e-commerce terbagi menjadi tiga aplikasi (www.nofieiman.com) , yaitu :
1. Electronic Markets (Ems)
Ems adalah sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan atau menyajikan penawaran dalam sebuah segmen pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain, Ems adalah sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan. Keuntungan fasilitas Ems bagi pelanggan adalah terlihat lebih nyata dan efisien dalam hal waktu. Sedangkan bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak.
2. Electronic Data Interchange (EDI)
EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi regular yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara formal, EDI didefinisikan oleh International Data Exchange Association (IDEA) sebagai “transfer data terstruktur dengan format standard yang telah disetujui, yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer lain dengan menggunakan media elektronik”. EDI sangat luas penggunaannya, biasanya digunakan oleh kelompok retail yang besar ketika melakukan bisnis dagang dengan para supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara langsung dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain tanpa memerlukan hardcopy, faktur, serta terhindar dari penundaan, kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia. Keuntungan dalam menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan, memperoleh respon yang cepat dan akurat serta pembayaran dapat dilakukan secara elektronik.
3. Internet Commerce
Internet Commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti iklan dalam bentuk penjualan produk dan jasa. Transakasi yang dapat dilakukan di internet antara lain pemesanan atau pembelian barang dimana barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain setelah uang di transfer ke rekening penjual. Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk yang tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet, harga lebih murah meningkat membuat situs di internet lebih murah biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail diberbagai tempat, internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih murah, serta pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di tempat pemeseanan.

2.2. Transaksi Bisnis Tradisional v.s. Transaksi Bisnis melalui E-Commerce
Sebelum memasuki era digital, tentunya transaksi bisnis atau perdagangan dilakukan secara tradisional. Tradisional yang dimaksud adalah setiap pembeli harus mendatangi toko penjual sebelum memutuskan untuk membeli barang atau menikmati jasa yang diinginkannya. Transaksi ini secara nyata cukup menguntungkan ke dua belah pihak karena transaksi tersebut telah lama bertahan dalam dunia perdagangan baik nasional maupun internasional. Namun tidak dapat dipungkiri apabila transaksi jenis ini menyulitkan perusahaan-perusahaan yang berskala kecil untuk memasuki pasar internasional. Bagi mereka biaya yang dibutuhkan untuk memasarkan produknya tentu saja menjadi suatu penghambat yang cukup signifikan. Transaksi jenis ini pun tidak cukup memberikan kebebasan bagi para pembeli atau konsumen untuk bertransaksi di luar jam kerja, padahal tidak semua konsumen mempunyai banyak waktu untuk mengunjungi setiap toko dan membeli produk atau jasa yang diinginkannya.
Awal ditemukannya internet ( 1969 ) merupakan awal dari era digitalisasi. Pada awalnya, internet tidak ditujukan untuk pengembangan dunia perdagangan. Amerika pada saat itu menggunakan internet untuk kepentingan militernya. Namun, secara perlahan dunia perdagangan pun terkena imbas dari adanya jaringan komunikasi yang memungkinkan manusia berinteraksi melalui dunia maya tersebut. Perdagangan tradisional sedikit demi sedikit mulai mengalami pergeseran walaupun belum dapat digantikan. Internet memungkinkan orang-orang dan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia untuk saling berkomunikasi satu sama lain secara efektif dan murah. Seseorang yang memiliki akses ke internet dapat berkomunikasi langsung dengan seseorang yang lain, membuat informasi yang bermanfaat bagi orang lain, menemukan informasi-infornasi yang disediakan orang lain, menemukan informasi-informasi yang disediakan orang lain atau menjual dan membeli produk tertentu dengan biaya yang minimum. E-Commerce memungkinkan perusahaan-perusahaan pada berbagai skala untuk memasarkan produknya di pasar internasional melalui dunia maya (cyberspace) dengan biaya yang terhitung lebih murah dalam waktu pemasaran 24 jam tanpa henti. E-Commerce pun memungkinkan terjadinya efisiensi waktu dan keleluasaan bagi para konsumen dalam berbelanja.
Dengan segala kemampuan yang dimiliki oleh kedua jenis perdagangan tersebut, perdagangan tetap bergulir sebagai mana mestinya. Kemampuan yang dimiliki kedua melengkapi dunia perdagangan dalam era digital. Namun, masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia harus dipersiapkan dengan sesegera mungkin dalam melengkapi era digital agar mampu bersaing dengan para pesaing bisnis dalam tingkat internasional.

2.3. Karakteristik E-commerce
Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transakasi E-Commerce memiliki beberapa karaktekteristik yang sangat khusus ( Nurfransa Wira Sakti, 2001; 35) :
1. Transaksi tanpa batas
Sebelum era internet, batas-batas geografi menjadi penghalang suatu perusahaan atau individu yang ingin go-international. Hanya peruahaan atau individu dengan modal yang besar dapat memasarkan produknya keluar negeri. Dewasa ini, dengan internet pengusaha kecil dan menengah dapat memasarkan produknya secara internasional cukup dengan membuat situs web atau dengan memasang iklan di situs-situs internet tanpa batas waktu (24 jam) dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut dan melakukan transaksi online.
2. Transaksi Anonim
Para penjual dan pembeli dalam ransaksi melaui internet tidak harus bertemu muka satu sama lain. Penjual tidak memerlukan nama dari pembeli sepanjang mengenai pembayarannya telah diotorisasi oleh penyedia sistem pembayaran yang ditentukan, biasanya dengan kartu kredit.


3. Produk digital dan non digital
Produk-produk digital seperti software komputer, musik dan produk lain yang bersifat digital dapat dipasarkan melalui internet dengan cara mendownload secara elektronik. Dalam perkembangannya, obyek yang ditawarkan melalui internet juga meliputi barang-barang kebutuhan hidup lainnya, seperti komputer, televisi, mesin cuci, buku, dan sebagainya.
4. Produk barang tak berwujud
Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce dengan menawarkan barang tak berwujud, seperti data, software dan ide-ide yang dijual melalui internet.

2.4. Transaksi di Internet
2.4.1 Persyaratan Transaksi di Internet
Sistem pembayaran melalui e-commerce memerlukan suatu persyaratan yang mencakup :
1. Konfidensialitas untuk menjamin bahwa konsumen, penjual, dan informasi transaksi pembayaran tetap konfidensial.
2. Integritas dari semua data yang di transmisikan melalui jaringan publik, seperti internet.
3. Otentikasi dari pihak pembeli maupun penjual.
4. Keamanan berkaitan dengan perlindungan atau jaminan keamanan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
5. Mekanisme privacy untuk pertukaran informasi yang sifatnya umum maupun pertukaran data pembayaran.
6. Divisibilitas, berkaitan dengan spesifikasi praktis transaksi baik volume besar maupun transaksi skala kecil.
7. Interoperabilitas dari perangkat lunak maupun jaringan dari penerbit kartu kredit dan perbankan.
2.4.2. Transaksi di Internet
Proses transaksi dalam e-commerce hampir mirip dengan proses transaksi pada pasar tradisional. Secara rinci proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Budi Sutedjo, 2002;109-110) :
1. Pemilihan produk yang dilakukan melalui katalog produk yang telah disediakan pada situs penjual.
2. Inisialisasi pembelian
Pada tahap ini pembeli melakukan pengisian form yang telah disediakan dan ditampilkan pada layar monitor lengkap dengan model pembayaran yang diinginkan serta total biayanya.
3. Permintaan Otorisasi
Pada tahap ini, penjual meminta otorisasi dari bank yang mengeluarkan kartu kredit atau uang digital milik pembeli.
4. Otorisasi
Pada tahap ini, bank yang bersangkutan melakukan otorisasi lewat proses identifikasi dan pengecekan seperlunya.
5. Permintaan Pelunasan
Setelah dinyatakan benar maka penjual akan meminta yang bersangkutan untuk melakukan pelunasan senilai total biaya transaksi tersebut terlebih dahulu.
6. Pengiriman Barang
Setelah dilakukan pelunasan, barulah penjual mengirimkan barang kepada pembeli melalui jasa kurir, jasa paket atau pos.
2.5. Mekanisme E-Commerce
Transaksi eletronik antara penjual dan pembeli yang terjadi di dunia maya atau di internet pada umumnya berlangsung secara paperless transaction, sedangkan dokumen yang digunakan dalam transaksi tersebut bukanlah paper document melainkan dokumen elektronik (digital document).
Mekanisme transaksi elektronik dengan e-commerce dimulai dengan adanya penawaran suatu produk oleh penjual di suatu website melalui server. Apabila konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian, maka konsumen tersebut akan mengisi order mail atau shopping chart yang telah disediakan oleh penjual dalam website tersebut. Bentuk shopping chart ini konsepnya sama seperti kereta belanja dalam pasar swalayan, namun di internet bentuk shopping chart berupa formulir dalam web dengan konsep CGI, database dan HTML. Apabila pembeli berminat membatalkan pembeliannya, barang-barang yang telah dimasukan ke dalam shopping chart dapat dicancel atau dibatalkan.
Dalam pembayaran, konsumen harus mengisi form pembelian dan memilih cara pembayaran yang akan dilakukan kemudian secara langsung perangkat lunak yang berada di server penjual akan menetapkan transaksi dengan melakukan verifikasi pembelian dan melakukan otorisasi untuk memindahkan dana dari bank.
Ada beberapa cara pembayaran yang dapat dipilih oleh konsumen tersebut, antara lain sebagai berikut :

1. Kartu Kredit
Cara pembayaran menggunakan kartu kredit adalah cara yang banyak digunakan oleh konsumen saat berbelanja melalui e-commerce. Dalam hal ini, setelah konsumen melakukan pembelian, konsumen akan memasukkan nomor kartu kreditnya yang telah tersandikan pada form pembelian. Untuk menjaga konsumennya, digunakan tanda tangan digital atau sertifikat digital agar informasi mengenai kartu kredit tersebut tidak disalahgunakan oleh penjual karena harus melalui otorisasi dari pihak ketiga, misalnya bank penerbit.
2. Electronic Funds Transfer
EFT adalah mentransfer uang lewat institusi keuangan menggunakan jaringan telekomunikasi termasuk juga penggunaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Penggunaan smart card yang hampir sama dengan kartu ATM yang berfungsi sebagai kartu debit ini juga mulai marak digunakan. Untuk pembayaran di internet, user harus memiliki smart card reader kemudian alat khusus ini disambungkan ke port serial di komputer. Pada saat melakukan transaksi, kartu tersebut harus digesekkan ke alat tersebut sehingga chip yang terdapat di kartu dapat di baca oleh komputer. Untuk softwarenyadigunakan software yang bernama e-wallet.
3. Cek Elektronik
Cek elektronik pun sebenarnya sama seperti cek kertas, mengirimkan pesan ke bank untuk mengirimkan dana. Namun, dengan cek elektronik, konsumen dapat melindungi diri dari kecurangan-kecurangan yang mungkin muncul dari penyingkapan nomor rekening oleh orang yang tidak berhak. Dengan protocol Secure Electronic Transfer (SET), sertifikat digital dapat digunakan untuk otentikasi terhadap pembayar, bank pembayar dan rekening bank.
4. Digital Cash
Digital Cash merupakan sistem yang sesuai untuk melakukan transaksi komersial yang melibatkan nilai uang dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Pada sistem ini, nilai uang terbentuk tidak lebih dari untaian bit-bit. Bank dapat mendebit rekening dengan sejumlah penarikan yang nilainya sama dengan nilai uang (disebut dengan token) yang digunakan. Bank dapat melakukan validasi masing-masing token dengan penanda digital (digital stamp) sebelum mentransmisikannya ke komputer pribadi konsumen. Saat konsumen ingin membelanjakan sejumlah e-cash, mereka cukup mentransmisikan sejumlah token ke penjual, yang kemudian akan melakukan verifikasi ke bank dan menarik dananya.
Lembaga-lembaga pembiayaan seperti Visa dan Mastercard mengembangkan sistem pembayaran dengan Secure Electronic Transaction (SET). Dengan sistem ini transaksi akan melibatkan CA (Certificate of Authenticity) dan payment gateway. Tetapi pada intinya mekanisme pembayaran dengan menggunakan SET ini melibatkan beberapa pihak, yaitu:
1. Issuer, yaitu institusi financial yang mengeluarkan kartu bank.
2. Cardholder, yaitu konsumen yang telah terdaftar di Issuer
3. Merchant, yaitu penjual barang atau jasa atau informasi
4. Acquirer, yaitu institusi financial yang menyediakan pelayanan untuk memproses transaksi kartu bank.
5. Certificate Authority, yaitu lembaga yang memiliki otoritas untuk mengeluarkan sertifikat digital (sama seperti tanda pengenal atau KTP dalam dunia maya).
Apabila proses pembayaran tersebut telah diotorisasi, maka proses selanjutnya adalah pengiriman barang. Cara pengiriman barang tersebut disesuaikan dengan macam produk yang dipergunakan.
1. Untuk produk on line yang berupa software, pembeli diijinkan untuk mendownloadnya
2. Untuk produk yang berwujud fisik, pengiriman barang dilakukan sampai di rumah konsumen.
3. Untuk pembelian jasa, supplier menyediakan jasa untuk melayani konsumen sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan dalam perjanjian.














2.6. Jenis-jenis E-Commerce
E-commerce telah memberikan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan tata sosial ekonomi masyarakat. E-commerce telah menjadi bagian penting dari sektor bsinis baik yang bersifat umum. Secara umum, e-commerce dapat diklasifikasikan menjadi enam jenis, yaitu (Andi Sunarto,SEI, 2009 ; 67-70):
1. Business to business (B2B)
B2B adalah sistem komunikasi bisnis on line antar pelaku bisnis. E-commerce jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
b. Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, service yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entity yang menggunakan standar yang sama.
c. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu partnernya.
d. Model yang umum digunakan adalah peer to peer, dimana processing intelligence dapat di distribusikan di kedua pelaku bisnis.

2. Bussiness to consumer (B2C)
B2C adalah mekanisme toko on line (electronic shopping mall), yaitu transaksi antara e-merchant dan e-customer. B2C memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
b. Service yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem web sudah umum digunakan maka service diberikan dengan menggunakan basis web.
c. Service diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumen berinisiatif dan server web perusahaan harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan.
d. Pendekatan Client/Server sering digunakan dengan asumsi client (consumen) menggunkaan sistem yang minmal (berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server.
Meskipun demikian, business to business memiliki pasar yang besar karena sistem B2B biayanya relatif lebih murah. Aat yang digunakan sederhana, yaitu dengan menggunakan e-mail dikarenakan perusahaan terkait sudah memiliki kepercayaan dan melakukan transaksi berulang dengan nilai transaksi yang terbilang lebih tinggi dibandingkan dengan B2C.



3, Consumer to Consumer (C2C)
Consumer to Concumer (C2C) merupakan transaksi di mana konsumen menjual produk secara langsung kepada konsumen lainnya. Selain itu, seorang individu juga bisa mengiklankan produknya berupa barang atau jasa, pengetahuan, atau keahliannya di salah satu situs lelang.
4. Consumer to Bussines (C2B)
Consumer to Bussines (C2B) merupakan individu yang
menjual produk atau jasa kepada organisasi dan individu yang mencari penjual dan melakukan transaksi.
5. Non-Bussines Electronic Commerce
Non-Bussines Electronic Commerce meliputi kegiatan non bisnis seperti kegiatan lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, keagamaan, dan lain-lain.
6. Intrabussines (Organizational) Electronic Commerce
Kegiatan ini meliputi semua aktivitas internal organisasi melalui internet untuk melakukan pertukaran barang, jasa, dan informasi serta menjual produk perusahaan kepada karyawan, dan lain-lain.





2.7. Kepuasan Pelanggan
Ada beberapa macam definisi tentang kepuasan pelanggan antara lain :
1. Menurut Philip Kotler (1997:42), kepuasan konsumen merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-haranpannnya.
2. Menurut Richard F. Gerson (2004:3), kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui.
3. Menurut Richard Olivere (Hussein Umar, 2003:19), kepuasan pelanggan adalah respon pemenuhan dari konsumen. Kepuasan adalah hasil penelitian dari konsumen bahwa pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang.
Jadi, kepuasan konsumen adalah persepsi pelanggan apabila merasakan harapan, keinginan, dan kebutuhannya terpenuhi setelah mengkonsumsi suatu produk.konsumen merasakan perasaan puas karena nilai-nilai yang terkandung di dalam produk tersebut sesuai dengan harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen tersebut
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan pelanggan menurut Hussein Umar (2003:19) adalah :
1. Mutu produk dan pelayanannya
Sebagai penilaian pelanggan atas manfaat lebih yang dimiliki suatu produk jika dibandingkan dengan produk merek laindan pelayanan yang diberikan berupa fasilitas-fasilitas kemudahan yang ditawarkan kepada konsumen.

2. Kegiatan Penjualan
Meliputi variabel-variabel pesan sebagai penghasil serangkaian sikap tertentu mengenai perusahaan, produk dan tingkat kepuasan yang diharapkan pelanggan.
3. Pelayanan Setelah Penjualan
Terdiri atas variabel-variabel pelayanan pendukung tertentu seperti garansi serta yang berkaitan dengan umpan balik seperti penanganan keluhan dan pengembalian uang.
4. Jaminan
Terdiri atas variabel-variabel jaminan atas serangkaian kegiatan tertentu kemudahan pelanggan sehubungan dengan kegiatan perusahaan.

2.8. Kajian Penelitian Sejenis
Penelitan yang ditulis oleh Anggun Kartika Mundikasih (2006) dengan judul Analisis Penjualan E-commerce pada PT. Perdana Citra Komputer Indonesia menghasilkan analisis yang menyebutkan bahwa mayoritas konsumen menerima transaksi dengan sistem e-commerce. Tetapi tidak yakin pada jalannya sistem transaksi dengan e-commerce.
Penelitian yang ditulis oleh Lidya Robahi (2006) dengan judul Upaya Peningkatan Penjualan melalui sistem E-Commerce dengan hasil analisis yang menyebutkan bahwa perkembangan e-commerce di Indonesia mengalami hambatan yang cukup berarti terutama pada minat dan kemampuan para konsumen yang cukup rendah untuk mengadopsi pergerseran sistem pada dunia perdagangan.
2.9. Alat Analisis
Untuk menganalisis data yang penulis kumpulkan dari kuesioner, penulis menggunakan skala Likert dan uji chi-square. Skala Likert (Likerts Summated Rating) merupakan pengukuran sikap yang banyak digunakan karena kesedrhanaannya (Sedarmayanti dan Syarifudin, 2000). Skala Likert (Sugiyono, 2000) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditatpkan secara spesifik oleh penelitian sebagai variabel penelitian.
Jawaban setiap item instrument yang menggunkan skala Likert memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif berupa kata-kata sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, dan tidak ada jawaban (Sedar Maryanti dan Syarifudin, 2002). Alternatif pernyataan skala Likert dimulai dari setuju sampai tidak setuju,senang sampai tidak senang, puas sampai tidak puas atau baik sampai tidak baik.
Skala Likert merupakan cara pengelompokkan variabel dengan skor 1 bagi yang menjawab setuju dan skor 0 bagi yang menjawab tidak setuju ( Sedar Maryanti dan Syarifudin, 2002 ). Jawaban yang sudah dokedekan dari seluruh responden dijumlahkan dan tingkat kepuasan responden secara umum dikategorikan menggunakan tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Kuesioner
Total Skor Tolak Ukur
4
3
2
1 Kepuasan Sangat Tinggi
Kepuasan Tinggi
Kepuasan Sedang atau Cukup
Kepuasan Rendah
Uji chi-square merupakan pengujian hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi sample yang benar-benar terjadi ( selanjutnya disebut dengan frekuensi observasi (F0) dengan frekuensi harapan yang didasarkan pada hipotesis tertentu pada setiap kasus atau data ( selanjutnya disebut dengan frekuensi harapan (Fe).

Rumus : X2 = 2
Fe

Dimana : X2 = Rata-rata nilai kepuasan konsumen
Fo = Nilai sel yang diamati
Fe = Nilai sel yang diharapkan = Pr + Pc X n
Pr = Proporsi Baris
Pc = Proporsi kolom
n = Jumlah Data







BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT Martina Berto yang beralamat di Jl.Pulo Kambing II No. 1 KIP Pulo Gadung – Jakarta Timur.

3.2. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data primer berupa data klien PT. Martina Berto dan data penjualan melalui e-commerce PT. Martina Berto. Sedangkan data dari para klien dan masyarakat umum yang ditunjuk sebagai responden dikumpulkan menggunakan daftar pertanyaan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan jumlah pertanyaan sebanyak 15 butir.

3.3. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat sebagai dasar penulisan ilmiah ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Studi Lapangan (Field Research)
Adalah suatu penelitian yang dilakukan di lapangan untuk mendapatkan data atau informasi mengenai objek yang diteliti, sehingga data dan informasi dapat diyakini kebenarannya. Untuk mendapatkan data dan informasi tersebut penulis mengadakan :

a. Pengamatan (observasi)
pengamatan dilakukan dengan meninjau dan mempelajari secara langsung mengenai usaha yang dijalankan PT. Martina Berto agar dapat memahami bagaimana sistem e-commerce berjalan pada prakteknya. Selain itu, agar penulis memperoleh data yang diperlakukan sehubungan dengan masalah yang diteliti

b. Wawancara (interview)
Yaitu menanyakan secara langsung kepada pihak-pihak yang berwenang pada PT. Martina Berto. Selain itu, untuk memperoleh data melalui kuisioner, penulis mengirimkan kuisioner pada para klien PT. Martina Berto melalui e-mail dan wawancara dengan masyarakat umum.

2. Studi Pustaka (Librarary Research)
Yaitu dengan membaca referensi dari beberapa buku dan literartur yang ada yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti, baik melalaui perpustakaan Universitas Gunadarma maupun melalui internet.
3.4. Alat Analisis yang digunakan
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan skala Likert dan uji Chi-Square untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen.